Page 40 - Ebook - Peneguhan Pdt Henny
P. 40

God’s Little Pencil              Bagi Jemaat GKI Beringin

                                    Haloo..  nama  saya  Lita-Litu,  coba  tebak  umur
                                    saya berapa hayo? Sakjane meski saya nampak
                                    masih  bocah  tapi  secungguhnya  umur  saya
                                    taun  ini  adalah  22.  Yaiyy..  keren  banget  tow,
                                    awet  nom  yo?  Saya  diberi  nama  Lita-Litu
                                    karena  waktu  itu  pas  keponakan  Bu  Mira
                                    masih bayi namanya Felita, kalau lagi rewel Bu
                                    Mira  suka  panggil  Felita-lita-litu,  bayi  Fe  itu
                                    lalu  ngguyu-guyu  saben  kali  dipanggil  gitu.
                                    Maka   saya   dinamakan   Lita-Litu   untuk
                                    menghibur  temen-temen  biar  ngguyu  gitu..
                                    Anak Tuhan selalu sukacita… yo tow ?
                 Jemaat  Tuhan  terkasih,  anda  percaya  benda  mati  (boneka)  dapat
         berbicara?  Pasti  TIDAK!!  Dalangnyalah  yang  berbicara.  Boneka,  alat
         pembersih  /alat  apapun,  juga  alat  tulis  seperti:  PENSIL  tidak  berarti,  tidak
         berguna  jika  tidak  ada  orang  yang  memakai  /mempergunakannya.  Maka,
         dapatkah  Pensil  bermegah  atas  Orang  yang  menggunakannya?  Tentu  saja
         TIDAK.  Ibu  Teresa  pernah  menulis  :  “I  am  a  little  pencil  in  God’s  hands,  He
         does the thinking, He does the writing, He does everything. And sometimes it
         is  really  hard,  because  it  is  a  broken  pencil  and  He  has  to  sharpen  it  a  little
         more.” (aku ini pensil kecil di tangan Tuhan. Tuhanlah yang berpikir Tuhanlah
         yang  menulis,  Tuhan  melakukan  segala  sesuatu,  dan  kadang  hal  itu  sulit
         sekali,  karena  aku  adalah  pensil  yang  patah  dan  Dia  perlu  merautku  lagi
         menjadi makin tajam).
                 Itulah  yang  sebenarnya  terjadi,  tetapi  banyak  orang  mungkin  tidak
         menyadari/lupa  atau  tidak  mau  menyadarinya,  sehingga  dengan  sangat
         mudah  kita  dapat  menjumpai  orang  yang  sombong  di  sana-sini,  yang  suka
         flexing  ("Flexing"  dalam  bahasa  gaul,  khususnya  di  media  sosial,  berarti
         memamerkan  atau  menyombongkan  diri  tentang  sesuatu,  seperti  kekayaan,
         barang  mewah,  atau  pencapaian,  dengan  tujuan  untuk  mendapatkan
         perhatian  atau  pengakuan  dari  orang  lain).  Lebih  buruknya  lagi,  banyak  hal
         diputar-balikkan  atau  diaku-akui  padahal  palsu.  "Dhandhang  diunekake
         kuntul,   kuntul   diunekake   dhandhang"   adalah   paribasa   Jawa   yang
         menggambarkan  bahwa  sesuatu  yang  sebenarnya  jelek,  tetapi  disebut-sebut
         sebagai  baik.  Dhandhang  (gagak)  berwarna  hitam,  sedangkan  kuntul
         (blekok/bangau) berwarna putih. Jadi, artinya gagak (binatang buas) dibilang
         bangau,  bangau  dibilang  gagak.  Haduh…  haduh…,  dunia  ini.  Tapi  sedihnya
         (katanya)  di  lingkungan  gereja  dan  antar  gereja  juga  terjadi  hal  seperti  ini,
         bahkan saling menjatuhkan. Kita tidak pantas untuk sombong banggakan diri
         apalagi  sampai  “menjatuhkan”  orang  lain.  Kita  tidak  boleh  “mengunggulkan”
         kawan/pendeta yang satu dan “meremehkan” / menolak yang lain. Sebab kita
         semua  adalah  alat  kecil  di  tangan  Tuhan.  Kita  semua  mengandalkan  Tuhan
         dan segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.
                  2 Korintus 3:5 TB2 “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk
         memperhitungkan  sesuatu  seolah-olah  pekerjaan  kami  sendiri.  Tidak,
         kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah”.
     38   God’s Little Pencil
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45