Page 24 - BAB 4 Bahan Ajar Asuransi. Bank, Dan Koperasi Syariah kelas X
P. 24

keuntungan dalam koperasi dihitung berdasarkan peran serta dan andil dari masing-masing anggota

               yang disebut dengan Sisa Hasil Usaha (SHU).

               Secara sosiologis, koperasi syariah di Indonesia sering disebut dengan Baitul Maal wa at-Tamwil atau

               BMT.  Namun  sebenarnya  terdapat  perbedaan  antara  KSPPS  dan  USPPS/koperasi  syariah  dengan
               BMT yaitu pada kelembagaannya. Koperasi syariah hanya terdiri dari satu lembaga saja yaitu koperasi

               yang dijalankan berdasarkan pada asas syariah sedangkan BMT terdapat dua lembaga yaitu diambilkan
               dari namanya Baitul Maal wa at-Tamwil yang berarti lembaga zakat dan lembaga keuangan syariah.

               Baitul Maal artinya adalah lembaga zakat dan at-Tamwil artinya adalah lembaga keuangan syariah.


               Sehingga dapat disimpulkan, apabila koperasi syariah itu bergerak dalam dua bidang sekaligus yaitu
               pengelolaan  zakat  dan  keuangan  syariah,  maka  ia  disebut  dengan  BMT,  namun  apabila  koperasi

               tersebut  hanya  menjalankan  usaha  dalam  bidang  keuangan  syariah  saja  maka  ia  disebut  dengan
               koperasi syariah.


               Koperasi syariah ini bertujuan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat

               secara umum untuk membangun perekonomian Indonesia sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip Islam.

               2.  Sejarah Koperasi Syariah


               Koperasi yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam sebenarnya telah diprakarsai oleh Haji Samanhudi
               di Solo melalui Sarikat Dagang Islam yang menghimpun anggotanya yaitu para pedagang batik di

               Solo. Kemudian keberadaan koperasi syariah mulai banyak diperbincangkan oleh masyarakat sejak
               maraknya pertumbuhan BMT di Indonesia, yang pertama kali dipelopori oleh BMT Bina Insan Kamil

               pada tahun 1992 di Jakarta. Berdirinya BMT ini kemudian memberi warna bagi kalangan masyarakat

               dan pengusaha mikro kecil dan menengah di sektor informal.

               BMT  berdasarkan  Undang-undang  Nomor  25  tahun  1992  berhak  menggunakan  badan  hukum

               koperasi. BMT memiliki kesamaan dengan koperasi umum, yaitu memiliki basis ekonomi kerakyatan
               dengan prinsip  dari  anggota, oleh anggota dan  untuk  anggota. Selain kesamaan, ia juga memiliki

               perbedaan  yaitu  terletak  pada  teknis  operasionalnya.  BMT  yang  berdasarkan  syariah  tidak

               memberlakukan bunga dan menggunakan etika moral dengan mempertimbangkan kaidah halal haram
               pada saat melakukan usahanya sedangkan koperasi umum berdasarkan pada peraturan dan kesepakatan

               bersama saja.

               3.  Dasar Hukum Koperasi Syariah
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29