Page 53 - BMH JATIM-MAJALAH MULIA EDISI SEPTEMBER 2022
P. 53
tiap hari Jum’at. Pagi-pagi Mu- keluarga. Itulah sebabnya pa-
nir ke ruang administrasi untuk sien butuh dukungan agar selalu
mengecek nama-nama pasien termotivasi untuk sembuh dan
yang perlu “diobati”. Petugas mendekatkan diri kepada Allah
lantas menyodorkan daftarnya. serta menyesali perbuatannya,”
Seperti saat itu, Munir ber- terang ayah satu anak tersebut.
tugas “mengobati” pasien yang Pada kasus seperti itu, bi-
menderita luka bakar di seku- asanya Munir lebih banyak
jur tubuhnya. Ia sudah terbiasa mengajak pasien beristighfar,
mendakwahi pasien penderita berdzikir, lalu menerangkan
berbagai macam penyakit. keutaman dzikir. Ia meminta
Dari penyakit ringan hingga keluarganya terus mendampin-
kanker, bahkan pengidap HIV/ gi bahkan beberapa kali men-
AIDS. Namun ketika menghadapi dampingi dan mentalqin pasien
pasien luka bakar, situasinya me- ketika sakaratul maut.
mang agak berbeda. Maaf, luka
bakar itu menimbulkan bau yang Dari Rumah Sakit hingga Lapas
kurang sedap. Selain rutin menjadi pelayan
Para perawat dan keluarga ruhani di RS dan mengajar di
pasien biasanya harus menggu- pesantren, Munir juga membina
nakan masker untuk mengura ngi beberapa majelis ta’lim, menjadi
aroma yang menusuk hidung. penyuluh agama di Kementerian
Namun demi perasaan pasien Agama. Hal ini membuat Munir
agar merasa nyaman dan dihor- sering berdakwah di Lembaga
mati, wajah Munir dibiarkan ter- Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II
buka saja. B Trenggalek.
Tanpa ragu Munir menyalami Karakter penghuni tahanan
pasien itu. Ia kemudian memo- tentu berbeda dengan pasien
tivasi agar sabar menghadapi rumah sakit. Hal ini juga menj-
cobaan, lebih mendekatkan diri adikan cara pendekatannya
kepada Allah . Sesekali ia se- yang juga berbeda.
lipkan candaan segar agar sua- Awalnya Munir mengaku gro-
sana kian hangat. gi menghadapi para penjahat
Ketika “mengobati” pasien yang tampangnya seram. Na-
HIV/AIDS, Munir pun tidak me- mun karena ia supel membuat
makai masker. Ia berusaha men- tahanan merasa nyaman.
jalin keakraban dengan pasien Di depan para tahanan, Munir
yang seringkali tersisih dari kel- biasanya bercerita tentang masa
uarganya itu. lalu para sahabat Nabi . Ia men-
“Ada kerabat yang mengang- ceritakan para sahabat bisa hi-
gap penyakitnya adalah aib bagi dup mulia berkat cahaya Islam,
49