Page 30 - Echos2
P. 30
Kemurahan hati janda itu sungguh mengharukan, tetapi cara Yesus
memandang orang lain lebih dari itu. Anda dapat meluangkan waktu
untuk merenungkan salah satu dari kisah-kisah berikut ini: tentang
perempuan Kanaan (bdk. Mat. 15:21-28), atau tentang Zakheus (bdk.
Luk. 19:1-10), atau tentang perempuan yang tertangkap basah sedang
beržinah (bdk. Yoh. 8:3-11). Yesus melihat ke dalam hati, menempatkan
diri-Nya pada posisi orang lain, mengambil alih apa yang sedang terjadi.
Dia menggunakan indera-Nya penglihatan, pendengaran, dan
pendengaran-Nya untuk memperhatikan orang lain, terutama mereka
yang paling membutuhkan, sehingga Dia "mengetahui" dan memahami
seolah-olah hal itu terjadi pada diri-Nya. Ini adalah satu-satunya cara
untuk melihat kebenaran agar dapat menolong.
Dengar, lihat... kata kerja yang begitu penting bagi para Vinsensius!
Karena selalu terburu-buru, kita tidak dapat mendengarkan atau
mengamati dengan tenang. Kami sangat menghargai dan berterima
kasih ketika kami benar-benar didengarkan, dimengerti, dilihat,
didorong dan dibantu ketika seseorang menghadapi situasi, kondisi
pikiran dan kesulitan kami! Ephata! Terbukalah!
Santo Vinsensius de Paul melihat orang-orang yang miskin apa
adanya. Ia membaktikan dirinya untuk melayani mereka,
mendengarkan tangisan mereka, hidup di tengah-tengah mereka. Di
dalam diri mereka yang miskin, ia menemukan Yesus Kristus, yang
miskin dan terhina. Seperti yang ia katakan, "Betapa indahnya melihat
orang-orang miskin jika kita memandang mereka di dalam Allah dan
dengan harga diri yang dimiliki Yesus Kristus! Namun, jika kita
memandang mereka menurut perasaan daging dan roh duniawi, mereka
akan tampak hina." (CCD XI, 26).
Kesimpulan
Dalam kehidupan Yesus, kontemplasi dan keterlibatan duniawi, doa
dan tindakan, tidak dapat dipisahkan. Karena Dia kontemplatif dalam
keterlibatan-Nya sebagai manusia dan sosial dari hari ke hari,
perkataan, tindakan, penderitaan dan kematian-Nya, yang dijalani
30