Page 114 - Modul Flip book koperasi
        P. 114
     memberikan dampak positif bagi suatu perusahaan (Marna & Wardi, 2014). Kepuasan
                    adalah  perasaan  yang  bersifat  positif  seperti  senang  dan  bahagia  atau  bersifat  negatif
                    seperti kecewa yang muncul dalam membandingkan antara kinerja suatu produk atau jasa
                    yang dirasakan dengan yang diharapkan. Apabila kinerja tidak sesuai dengan keinginan,
                    maka  pelanggan  akan  menunjukkan  kekecewaan  dan  sebaliknya  apabila  sesuai  atau
                    melebihi harapan maka akan timbul kepuasan (Kotler dan Keller, 2009). Pada umumnya
                    harapan  pelanggan  merupakan  perkiraan  atau  keyakinan  pelanggan  tentang  apa  yang
                    diterimanya apabila pelanggan membeli atau mengkonsumsi suatu produk baik barang
                    maupun jasa, sedangkan kinerja atau hasil yang dirasakan merupakan persepsi pelanggan
                    terhadap apa yang pelanggan terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli. Untuk itu
                    manajemen harus memiliki persepsi yang sama dengan pelanggan agar diperoleh hasil
                    yang melebihi atau paling tidak sama dengan harapan pelanggan (Laksana, 2008) dalam
                    Sagala & Silalahi (2022).
                          Kepuasan  pelanggan  merupakan  salah  satu  kunci  sukses  lembaga  dalam  jangka
                    panjang. Pengelola lembaga tidak boleh berfikir bahwa semua produk yang dijual pasti
                    akan laku seluruhnya tanpa memperhatikan apa yang diinginkan oleh pelanggan. Pihak
                    pengelola lembaga  harus melihat apa yang diinginkan oleh pelanggannya. Dengan kata
                    lain,  pengelola  lembaga  harus  memperhatikan  kualitas  jasa  (service  quality)  yang
                    diberikan  kepada  pelanggan  sehingga  kebutuhan  pelanggan  dapat  terpenuhi  dengan
                    memuaskan. Adanya kepuasan dan ketidakpuasan terhadap suatu produk atau jasa akan
                    berpengaruh  pada  pola  perilaku  selanjutnya.  Apabila  pelanggan  merasa  puas,
                    kemungkinan besar dia akan membeli produk/jasa yang sama. Pelanggan yang puas juga
                    cenderung akan memberikan referensi (word of mouth) yang baik terhadap prospek (calon
                    konsumen) yang dikenalnya. Sebaliknya, pelanggan yang tidak puas akan mengembalikan
                    produk, mengeluh, menceritakan pengalaman buruknya terhadap organisasi, atau secara
                    ekstrim  akan  mengajukan  gugatan  terhadap  organisasi.  Akan  tetapi  hal  yang  paling
                    berbahaya  adalah,  pelanggan  “tidak”  melakukan  tindakan  apapun  kepada  organisasi.
                    Secara diam-diam mereka menghukum organisasi  dengan cara “pindah” ke organisasi
                    lain,  yang  mereka  pandang  akan  memberikan  kepuasan  kepadanya. Adanya  perilaku
                    switching secara diam-diam ini menyebabkan organisasi tidak memiliki kesempatan untuk
                                                         107
     	
