Page 14 - Modul Flip book koperasi
P. 14
koperasi pertanian, di Denmark juga berkembang koperasi konsumsi. Koperasi
konsumsi ini pada umumnya didirikan oleh serikat-serikat pekerja di daerah
perkotaan.
5. Perkembangan koperasi di Swedia
Usaha koperasi di Swedia umumnya dtunjukkan untuk menerangi kekuatan
mono[oli. Perhatian koperasi di Swedia lebih ditekankan pada penyediaan barang
dengan harga murah dan mutu baik. Salah satu pelopoer koperasi di Swedia
adalah Albin Johansen. Mereka tidak hanya terlibat aktif dalam koperasi, tetapi
dengan posisinya sebagai pejabat pemerintah mereka memberikan kesempatan
seluar-luasnya kepada koperasi untuk tumbuh dan berkembang di Swedia. Berkat
keinsyafan anggotanya.
Rahasia keberhasilan koperasi Swedia adalah berkat program pendidikan
yang disusun secara teratur dan pendidikan orang dewasa di sekolah tinggi rakyat
(Flok Hight School), serta lingkungan studi dalam pendidikan luar sekolah.
Selaian itu juga perhatian diberikan terhadap pendidikan bagi masyarakat di
lingkungan daerah kerja koperasi.
6. Perkembangan koperasi di Amerika Serikat
Koperasi yang tumbuh di Amerika Serikat dikelola berdasarkan prinsip-
prinsip Rochdale, namun karena kurang berpengalaman maka banyak koperasi
yang gulung tikar. Koperasi yang tumbuh antar tahun 1863 sampai dengan 1869,
berjumlah 2.600 buah. Sekitar 75% koperasi ini mengalami kegagalan karena
prinsip-prinsip koperasi Rochdale di kenal di Amerika Serikat tahun 1860,
sehingga pertumbuhan koperasi secara pesat baru sekitar tahun 1880.
7. Perkembangan koperasi di Jepang
Koperasi pertama kali di Jepang pada tahun 1900 (33 tahun setelah
pembaharuan oleh kaisar Meiji), atau bersamaan dengan oelaksanaan undang-
undang koperasi industri kerajinan. Walaupun di bawah nama koperasi industri
kerajinan, namun pada hakekatnya koperasi ini juga bergerak dalam bidang
pertanian. pada tahun 1920 ketika Jepang sedang membangun dan
7