Page 22 - KOTA DEKAT LAUT BY LIL_S
P. 22
Perasaan cintaku kepadanya amatlah besar. Makin hari, makin
bertambah saja. Namun, ada sedikit kendala. Mungkin, bisa jadi
banyak kendala, di antara hubungan kami. Tidak seperti kebanyakan
remaja pada umumnya, yang bisa bebas berpacaran. Dengan saling
menggenggam erat tangan pasangan, atau bahkan mendekap hangat
tubuhnya. Hal-hal semacam itu, tak bisa kami lakukan. Ditambah,
tidak bisa selalu berdekatan. Menghabiskan waktu bersama di kafe-
kafe, atau berjalan dengan penuh mesra di jalanan yang luas.
Tidak mudah bagi kami. Untuk mendapatkan sebuah
kesempatan baik, agar bisa berdekatan dengan penuh mesra.
Hari itu. Aku datang ke kantor. Untuk membuat sebuah izin.
Agar, aku bisa keluar dari lingkungan masjid ini. Semua upaya, aku
kerahkan. Harap-harap cemas, menghantui ragaku. Keringat dingin,
mulai mengucur. Jemariku, berkeringat. Lalu, ustazah melayangkan
secarik surat. Yang katanya, aku bisa pergi kali ini. Aku bernapas lega.
Sebuah hari yang sangat mendebarkan bagi kami. Esok telah
menunggu di depan halaman masjid. Ia pun, lalu mengajakku pergi ke
supermarket yang tidak jauh dari sini. Langkah kaki kami, masih
bersekat. Disertai saling tersipu malu. Kami pun, bisa berjalan
bersama kali ini.
Di supermarket itu, Esok menggiringku ke sebuah tempat yang
memiliki banyak rak. Dengan aneka buku- buku fiksi yang tertata
rapi. Melalui surat-menyurat itu pula, Esok menjadi tahu tentangku.
Bahwa, aku sangat suka membaca novel. Utamanya, waktu itu aku
membaca bacaan novel lupus.
19