Page 19 - KOTA DEKAT LAUT BY LIL_S
P. 19
berpikirnya. Yang mereka tahu. Masih, seputar, bermain. Bersenang-
senang, dan bergembira.
Aku lega. Anak kecil itu. Melaksanakan tugasnya dengan baik.
Seandainya, tidak ada mereka. Pasti. Banyak yang sudah
menaruh rasa curiga. Bila, ada anak remaja yang berkeliaran di sekitar
masjid. Sembari, mengendapkan sebuah surat di dalam peci, atau pun
jilbab panjangnya.
Tentunya, sudah banyak sepasang mata yang saling menaruh
curiga. Lalu, melayangkan tanda tanya besar. Bagai, seorang pencari
berita besar.
“Mau kemana ? Mau ngapain, di jam-jam segini?” mungkin
begitulah.
Pun tinggal di lingkungan masjid. Dan menjadi bagian dari
lingkungan itu. Menjadikanku, sangat sulit untuk keluar dengan
leluasa. Harus ada perizinan ke sini- sana dulu. Harus, ada alasan yang
jelas. Kenapa, harus pergi ke sana. Tak boleh asal pergi sembarangan.
Begitulah, kehidupan seorang santriwati. Yang dituntut, harus
taat kepada peraturan. Namun, aku menyukai hal itu. Memang, ada
kalanya. Sifat manusia bisa keluar dari batasannya. Untuk itu,
peraturan itu ada. Untuk itu peraturan itu dibuat. Agar, tak banyak
mendalami penderitaan yang berkepanjangan. Seperti, pelanggaran
yang berlebihan. Yang tentunya, akan merugikan yang berbuat.
“Baiklah, asalkan aku sudah tahu perasaannya. Aku senang,
aku bahagia....,”
16