Page 60 - Aku Anak Kajang
P. 60

Harapanku untuk menjadi penulis semakin  besar

          ketika teman sekelas menatapku penuh makna bahwa
          aku dapat mewujudkan mimpiku untuk menjadi penulis.


                                        ***


                  Tiba di rumah,  aku  berlari  menemui ibu  yang
          sibuk mengurus tenunannya.  Meski aku pulang sekolah

          dengan tingkah yang tak seperti biasanya, ibu tetap tak
          mengalihkan fokusnya dari alat tenun yang di depannya.


                  “Anrong,  namaku ada di dalam buku ini!”


                  Ibu masih keheranan, mungkin baru kali ini dia
          melihatku  sesenang  ini.  Dia menghentikan  pekerjaan

          menenunnya lalu mendekatiku.


                  “Masih  ingat  Kak  Aldino  kan?  Tamu  yang
          tahun lalu datang ke Kajang ini dan nginap di rumah
          kita. Dia itu penulis.”


                  “Kamu juga biasa menulis di sekolah kan? Kata

          gurumu waktu saya ketemu, kamu sudah pintar membaca
          dan menulis.”


                  “Oleh karena itu, saya dan ayahmu sepakat kamu

          tak usah sekolah lagi setelah tamat SD. Pintar membaca
          dan menulis itu sudah cukup.”




          54
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65