Page 16 - Candiku Yang Hebat
P. 16
“Nah, ini dia. Wat Arun terlihat sangat istimewa. Bangunannya dihiasi oleh porselen
cantik dengan pola-pola unik dan langka yang didatangkan dari Cina. Pada saat fajar tiba,
sinar matahari akan menyorot dinding-dinding candi dan memantulkan cahaya-cahaya yang
indah luar biasa. Mungkin karena itu pula namanya Candi Fajar ya, karena pemandangan
paling indah di Wat Arun ini terjadi pada pagi hari.”
“Wow, pasti indah sekali menyaksikan pantulan cahaya yang berkilauan ya?” decak
Putri kagum.
“Aku punya fotonya-fotonya di ponsel kalau kalian mau lihat,” tawar Bian.
“Mauuuu…” teriakan itu terdengar serentak. Mereka bergerak mengikuti langkah Bian
menuju mejanya di bangku belakang. Ia duduk sebangku dengan Christo. Tak lama decak-
decak kagum pun menguar dari bibir teman-temannya. Mereka semua merubung Bian di
mejanya. Satu per satu Bian menunjukkan foto-foto Wat Arun yang tersimpan di ponselnya.
“Tidak boleh ada yang membawa ponsel ke sekolah, kan?” protes Ale ke arah Irwan.
“Dia mungkin belum tahu, Le. Namanya saja anak baru,” jawab Irwan kalem. “Sudah,
biarkan saja.”
Ale mendengus.
“Kalau kalian nanti ke Bangkok, Wat Arun ini tidak boleh kalian lewatkan. Objek wisata
yang wajib dikunjungi. Kalian pasti akan terkagum-kagum dengan keindahan candi yang
satu ini.” Suara Bian terdengar lagi. “Pokoknya paling hebat di dunia!”
Ale mendadak berdiri dari duduknya. Dia melotot ke arah Bian yang masih dirubung
teman-teman sekelasnya.
“Candi di Thailand tidak mungkin lebih hebat dibanding candi yang ada di Indonesia!”
teriak Ale kesal. Kesabarannya sudah di ambang batas. Sedari tadi ia menguping diam-diam
penjelasan Bian tentang Wat Arun. Ia tidak sanggup mendengar lebih banyak lagi. “Candi-
candi di sini adalah yang paling hebat di seluruh dunia!”
Bian mengangkat wajahnya dengan kaget. Raut wajahnya berubah seketika. “Tidak
mungkin. Candi di negaraku jauh lebih hebat!” katanya dengan tatapan dingin.
Dan tiba-tiba saja Ale merasa sangat marah. [*]
8