Page 9 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 9
ix
menganalisis peristiwa literasi ketika partisipan anak jalanan
menuangkan gagasan mereka tentang cita-cita. Tulisan mereka
dikaji dalam konteks makna aktual cita-cita anak jalanan dalam
sistem kebijakan pendidikan dan norma masyarakat yang
memarginalkan peran anak jalanan.
Bab 5
Mengkaji bagaimana literasi memberikan ruang bagi
ROSDA
buruh migran dan anak jalanan untuk mendayagunakan
kapital budaya dan teks kultural dalam kegiatan menulis
dan menggambar. Bab ini mengikuti pengalaman seorang
buruh migran dalam berjuang meretas kemiskinan, dan pada
saat yang sama, menentang stereotip sosial tentang buruh
migran. Dengan kerangka konseptual yang sama, Sofie
mendokumentasikan kegiatan literasi seorang anak jalanan
yang dianggap ‘tertinggal,’ dianggap ‘tidak tertarik untuk
belajar,’ namun mampu bercerita banyak melalui kegiatan
menggambar. Bab ini mendiskusikan konsepsi agency; yaitu
bahwa kaum marginal bukanlah orang-orang yang ‘kalah’
dan terbelakang. Mereka memiliki sumber daya dan cara yang
unik dalam mengkonstruksi pengetahuan dan mengukuhkan
identitas sosial.
Bab 4 dan Bab 5 menjadi dasar pemaknaan konsepsi baru
tentang literasi yang kontekstual dan autentik. Pemahaman
ideologis tentang literasi kaum marginal ini memberikan
alternatif bagi model literasi yang mendominasi dunia
pendidikan saat ini.