Page 159 - Kelas X Hindu BS press
P. 159

Dama   (dapat  menasehati  diri  sendiri), Indriyanigraha  (mengendalikan hawa
                      nafsu). Jadi, semua  etika  umum  atau peraturan tingkah laku yang berlaku bagi
                      umat Hindu berarti berlaku pula bagi semua Catur Varna. Atau sebaliknya.
                         Kalau kewajiban-kewajiban Varna  itu tidak dapat  berjalan sebagai  mana
                      mestinya  terjadi  percampuradukan Catur Varna  itu maka  akan datanglah masa
                      yang disebut Kali Yuga di mana masyarakat akan kacau balau dan menuju pada
                      kehancuran. Campur aduknya Varna di sini seperti tidak dapat bekerja menurut
                      profesi  dan fungsinya. Misalnya  seorang Brahmana  yang berfungsi  sebagai
                      pembina agama lalu menjadi atau mengambil pekerjaan dagang, seorang penguasa
                      pemerintahan lalu menjadi  pengusaha. Orang yang berbakat  dan mempunyai
                      pendidikan guru lalu bekerja tidak pada bidang pendidikan dan sebagainya.
                         Sarasamuscaya  sloka  61 menjelaskan tentang keadaan kacau-balau kalau
                      masing-masing Varna  tidak berfungsi  sebagai  mana  mestinya. Sloka  tersebut
                      berbunyi sebagai berikut:

                                           Rājābhir brahmanah sarwabhakso
                                          Waicyo’ nіhāwān hinawarno’ lasaśca,
                                            Widwānacilo wrttahinah kulinah
                                           Bhrasto brāhmanah stri ca dustā
                         Hana pwa mangke kramanya, ratu wedi-wedi, brāhmana sarwabhaksa. waiçya
                        nirutsaha ring krayawikrayādi karma, çūdra alemeh sewakta ring sang triVarna,
                       pandita duccila, sujanma anasar ring maryā dānya, brāhmana tan satya, stri dusta
                                                      duccila.

                                                    Terjemahan:
                           Jika ada hal yang demikian keadaannya, raja yang pengecut, brahmana doyan
                          segala makanan, waisya tidak ada kegiatan dalam pekerjaan berniaga, berjual
                         beli dan sebagainya, sudra tidak suka mengabdi kepada Tri Varna, pendeta yang
                       bertabiat jahat, orang yang berkelahiran utama nyeleweng dari hidup sopan santun,
                           brahmana yang curang dan wanita yang bertabiat nakal dan berlaku jahat.

                         Lalu, bagaimanakah semestinya   kewajiban masing-masing Varna   yang
                      dianjurkan Hindu? Berikut penjelasan yang lebih rinci:

                      1.  Kewajiban Brāhmaṇa
                            Istilah Brāhmaṇa berasal dari bahasa Sansekerta dari urat kata “brh” artinya
                         tumbuh.  Dari  arti  kata  ini  dapat  kita  gambarkan  bahwa  fungsi  Brāhmaṇa

                         adalah untuk menumbuhkan daya cipta rohani umat manusia untuk mencapai
                         ketenteraman hidup lahir bathin. Brāhmaṇa juga berarti pendeta. Pendeta adalah
                         gelar pemimpin agama  yang menuntun umat   Hindu mencapai  ketenangan
                         hidup dan memimpin umat dalam melakukan upacara agamanya.
                            Karena  tugas  atau  kewajiban  pokok  dari  Varna  Brāhmaṇa  adalah
                         mempelajari Veda (Vedadhyayana) dan memelihara Veda-Veda itu atau disebut
                         Vedarakshana,  Varna  Brāhmaṇa  tidak  boleh  melakukan  pekerjaan  duniawi.

                                                         Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |   153
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164