Page 162 - Kelas X Hindu BS press
P. 162
diri dari kehidupan dunia ini, telah mencapai dasar keabadian, telah dapat
melepaskan diri dari tumimbal lahir dan kesesatan, sebagai pahlawan yang
dapat menaklukan dunia, mengetahui timbul dan lenyapnya benda-benda yang
hidup, mengetahui kehidupannya yang dulu, mengetahui sorga & neraka, telah
mencapai akhir dari kelahiran.
2. Kewajiban Kṣatriya
Kata Kṣatriya berasal dari bahasa Sansekerta. Artinya suatu susunan
pemerintahan, atau juga berarti pemerintah, prajurit, daerah, keunggulan,
kekuasaa da kekuata Mema kewajiba Kṣatriya dalam Cat Varna
adalah memimpin pemerintahan, untuk memerintah memerlukan kekuasaan,
kekuasaan itu memerlukan kekuatan.
Yang dimaksud dengan kekuatan dalam hal
ini bukan saja kekuatan phisik tetapi yang lebih
utama adalah kekuatan rohani yang berupa
kekuatan iman, kekuatan pikiran (intelegensinya)
dan semangat yang tinggi.
Dalam Buku Tabir Mahabrata oleh Resi
Wahono dijelaskan kewajiban Ksatriya yakni
menjaga ketentraman dunia untuk kepentingan-
masyarakat, dan sama sekali terlepas dari
kepentingan pribadi. Seseorang barulah dapat
disebut bersikap Ksatriya bila telah dapat
mengatasi segala keadaan dengan baik dan
tak terikat pada kepentingan pribadi, bebas
melaksanakan kewajibannya dengan tidak gentar
Sumber: www.hinduism.iskon.org
Gambar 6.3 Ksatrya sedikitpun menghadapi segala resiko meskipun
harus mengorbankan jiwa raganya. Ini bukan
berarti seora Kṣatriya tidak punya cita-cita hi unt diri pribadinya Bagi
seorang Ksatriya kemuliaan dan kenikmatan untuk diri sendiri, sama sekali
tidak termasuk dalam hitungan. Yang diutamakan dalam cita-citanya adalah
kebahagiaan dan keselamatan buat orang banyak dan justru karena malakukan
kewajiban itulah Ksatriya akan memproleh kesempurnaan hidup.
Dari sumber lontar Brahmokta Widhisastra dan Widhi Papincatan kita
memprole gambara bahwa jabata Kṣatriya it tidak berla permane
karena dapat berubah atau turun kedudukannya (panten) kalau tidak dapat
melakukan kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan oleh ajaran agama.
Dalam Tabi Mahabrata kita memprole gambara bahwa seseora Kṣatriya
tidak boleh ragu-ragu dalam mengambil sikap terutama ia melakukan tugas
dan kewajibannya. Seorang Ksatriya yang taat melakukan kewajiban untuk
membela kebenaran akan mendapat pahala utama. Hal ini diuraikan juga
dalam kekawin Nitisastra sargah IV bait 2 sebagai berikut:
156 | Kelas X SMA/SMK