Page 171 - Kelas XII Bahasa Indonesia BS press
P. 171

Dilihat dari bentuknya, karya sastra ditulis dalam bentuk gancaran atau
               dalam bentuk tembang. Di daerah Melayu, gancaran disebut hikayat dan
               tembang disebut syair.

                   Permasalahan yang ditulis dalam hikayat bermacam-macam. Boleh
               dikatakan segala macam persoalan dapat ditulis dalam hikayat yang pada
               umumnya hanyalah dongeng penuh dengan keajaiban dan keanehan. Ada pula
               hikayat yang digubah dengan maksud sebagai cerita sejarah, walaupun isinya
               tidak seperti apa yang kita kenal sebagai tulisan sejarah. Gubahan semacam itu
               dinamakan babad. Tokoh, tempat, dan peristiwa dalam babad hampir semua
               ada dalam sejarah, tetapi sering digambarkan secara berlebihan. Di daerah
               Melayu, babad dikenal dengan nama sejarah atau tambo yang diberi judul
               hikayat.

                   Seperti hikayat, syair juga mengisahkan bermacam-macam hal.
               Perbedaannya, hikayat ditulis dalam bentuk prosa, sedangkan syair ditulis
               dalam bentuk puisi. Syair terdiri atas bait-bait dan tiap bait terdiri atas empat
               baris. Bentuk karya sastra yang serupa dengan syair adalah pantun.

                   Selain hikayat dan syair, ada lagi jenis kitab yang ditulis pada zaman Madya
               yang disebut suluk. Kitab-kitab suluk menguraikan masalah-masalah tasawuf,
               paham yang dianut kaum Sufi. Kitab ini mengajarkan tentang pencapaian
               kesempurnaan dengan meninggalkan keduniawian dan hanya mengutamakan
               bersatunya manusia dengan Tuhan. Dalam mencari kesempatan itu, kadang-
               kadang manusia mengembara tanpa menghiraukan kehidupan duniawinya.
                   Suluk ada yang berwujud prosa dan ada pula yang berwujud puisi. Agak
               berlainan dengan suluk ada kitab primbon yang mengetengahkan kegaiban,
               penentuan hari baik dan buruk dalam hidup manusia, dan ramalan-ramalan.
               Seni sastra terpenting pada zaman Madya adalah sebagai berikut.

               1.    Babad

                       Babad adalah cerita sejarah yang umumnya lebih berupa cerita
                   daripada uraian sejarah meskipun yang menjadi pola adalah memang
                   peristiwa sejarah. Berikut ini beberapa bentuk cerita babad yang dapat
                   dijumpai di masyarakat berikut ini.

                   a.    Babad Tanah Jawi
                           Kitab ini menceritakan silsilah raja-raja Jawa, dimulai dari
                       Nabi  Adam,  Nabi  Sis,  Nurcahya,  Nurasa,  Sang  Hyang  Wenang,
                       Sang Hyang Tunggal, dan Bathara Guru. Bathara Guru bertakhta di
                       Suralaya berputra lima orang di antaranya adalah Bathara Wisnu yang
                       kemudian turun ke dunia menjadi raja pertama di Pulau Jawa dengan
                       gelar Prabu Set. Jadi, Bhatara Wisnu yang menurunkan raja-raja Jawa.


               Bahasa Indonesia                                                       165
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176