Page 21 - MONITORING ISU 2-10 September 2022
P. 21

Isu 4




                                                                                     Kondisi Terkini Inflasi


















             Kronologis 1










              (9/9) - Bank Indonesia memperkirakan inflasi domestik bulan ini

              berdasarkan perkembangan harga hingga pekan kedua melonjak 0,77%


              secara bulanan akibat kenaikan harga BBM. Kondisi indeks harga


              konsumen ini berbalik dibandingkan bulan lalu yang mencatatkan

              0,21%. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin


              Haryono menyebut komoditas utama penyumbang inflasi sampai pekan


              kedua bulan ini, yakni bensin dengan inflasi 0,66% secara bulanan.





              Kementerian Keuangan sebelumnya menghitung kenaikan harga tiga


              jenis BBM bisa menyumbang 1,8 poin persentase terhadap inflasi tahun

              ini. Outlook inflasi pada akhir tahun ini dinaikkan menjadi 6,6%-6,8%.


              Selain bensin, inflasi hingga minggu kedua bulan ini juga didorong oleh


              harga telur ayam yang diperkirakan inflasi 0,03%. Beras dan tarif

              angkutan dalam kota juga mencatatkan inflasi masing-masing sebesar


              0,02%, disusul tarif angkutan antar kota, rokok kretek filter, dan bahan


              bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,01%.





              Meski demikian, BI mencatat beberapa komoditas masih mengalami


              deflasi. Bawang merah sebesar deflasi 0,06% , minyak goreng sebesar

              0,03% , cabai rawit, cabai merah, daging ayam ras, dan emas perhiasan


              masing-masing sebesar 0,02% , serta tarif angkutan udara sebesar


              0,01%.





              (12/9) Presiden Joko Widodo memerintahkan para kepala daerah


              menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah atau APBD

              untuk menahan laju inflasi akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak


              (BBM). Kementerian Keuangan baru saja menerbitkan Peraturan Menteri


              Keuangan Nomor 134/PMK.07/2022 tentang Belanja Wajib Dalam

              Rangka Penanganan Dampak Inflasi Tahun 2022. Aturan ini mewajibkan


              pemerintah daerah untuk menyalurkan 2 persen dari Dana Transfer

              Umum (DTU) untuk bantuan sosial. Adapun bantuan sosial tersebut


              diarahkan kepada ojek, pelaku usaha mikro, kecil, dan


              menengah/UMKM, dan nelayan untuk penciptaan lapangan kerja serta

              pemberian subsidi sektor transportasi angkutan umum di daerah.


              Presiden Jokowi menyebut dana 2 persen DTU dapat digunakan untuk

              belanja tidak terduga. Hal tersebut, katanya, dapat dilakukan untuk


              komoditas lain yang mengalami kenaikan harga, misalnya telur.
   16   17   18   19   20   21   22