Page 22 - MONITORING ISU 15-19 Agustus 2022
P. 22

Isu
                            1.                      Rencana Penghapusan






                                                    Anggaran PC PEN












                         Kronologis











                    (18/8)  Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan mulai 2023, alokasi


                    dana PC PEN secara khusus ditiadakan. Program dan kebijakan yang

                    dibutuhkan akan dilanjutkan oleh belanja reguler kementerian/lembaga


                    terkait. Menurutnya, anggaran perlindungan sosial sebesar Rp479,1


                    triliun  akan  berada  di  bawah  Kementerian  Sosial,  anggaran  kesehatan

                    umum Rp168,4 triliun masuk ke Kementerian Kesehatan. Kedua


                    anggaran tsb dinilainya tetap besar pada tahun 2023.





                    Kontra dengan rencana kebijakan tsb, Direktur Celios Bhima Yudhistira


                    mengungkapkan alokasi program PC PEN secara terpisah masih

                    diperlukan.  Insentif  dan  program  harus  bisa  dimodifikasi  untuk


                    memberikan dukungan bagi masyarakat berupa dana kompensasi

                    inflasi, seperti subsidi upah untuk pekerja sektor informal, insentif bagi


                    pelaku usaha. Menurutnya, pemisahan program PEN akan menyulitkan


                    pengawasan dan rentan tumpang tindih.





                    Ekonom  CORE  Indonesia  Yusuf  Rendy  Manilet meminta pemerintah

                    untuk memastikan kesiapan kementerian/lembaga dalam melanjutkan


                    kebijakan yg telah disusun selama pandemi. Menurutnya, konsistensi


                    belanja program pemulihan ekonomi tahun depan menjadi tidak mudah

                    sebab bersamaan dengan proses konsolidasi fiskal. Pos belanja bisa saja


                    perlu  disesuaikan  untuk  menanggulangi  defisit  APBN.  Ia  meramalkan

                    efek multiplier dari belanja pemerintah ke perekonomian tidak akan


                    setinggi di masa pandemi.





                    Kepala                   Pusat                 Makroekonomi                                  dan              Keuangan                          Indef                Rizal


                    Taufiqurrahman mengakui program PEN belum cukup optimal dalam

                    mendongkrak produktivitas dunia usaha atau sektor suplai. Ia menilai


                    pemerintah perlu mengevaluasi program mana saja yang berhasil dan


                    mana yang perlu dievaluasi. Evaluasi kebijakan harus secara menyeluruh,

                    dari teknis pelaksanaan, dampak, hingga efisiensi pembiayaan fiskal, dan


                    mencerminkan tata kelola yang baik.





                    Kepala                 Badan                  Kebijakan                       Fiskal               Kemenkeu                         Febrio                 Kacaribu


                    menyampaikan kebijakan PC PEN krusial untuk menjaga daya beli

                    masyarakat dan mendukung perbaikan indikator tingkat kemiskinan,


                    seperti subsidi dan bantuan sosial. Ini tercermin dari angaka kemiskinan

                    Indonesia yg turun menjadi 9,54 persen pada Maret 2022, dari


                    sebelumnya sebesar 9,71 persen pada September 2021."
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27