Page 6 - Rencana & Cerita Pendek Lainnya
P. 6

Aku  terdiam  sejenak.  Cahaya  matahari  pagi  masuk
               menyapa  sebagian dari ruangan  ini,  menciptakan  jejak
               bayangan  hitam,  mengikuti  pola  bingkai  jendela  dan
               meja  kecil  yang  dipenuhi  ornamen  patung  malaikat
               koleksi Abigail yang terlihat seperti orang sungguhan!

               Aku menghela napas panjang. Abigail adalah sahabatku
               yang selalu mengomel. Sepertinya hanya itu yang ia tahu,
               menegurku,  seperti  ibu,  seolah  hidupku  tidak  pernah
               cukup  baik.  Kami  menyewa  apartemen  ini  secara
               patungan sejak lima tahun lalu, pindah ke kota ini dengan
               harapan bisa menemukan masa depan yang cerah. Sudah
               beruntung kami bisa lulus kuliah meski dengan IP pas-
               pasan. Abigail bekerja sebagai wartawan lepas di sebuah
               tabloid lokal dengan fokus artikel tentang wanita yang
               menjadi  olahragawan.  Aku?  Nasibku  mungkin  masih
               sedikit  berbeda.  Aku  bekerja  paruh  waktu  menjadi
               pelayan  di  sebuah  café.  Pecundang?  Ah,  gak  ada
               bedanya,  toh  tetap  digaji.  Masih  banyak  sarjana  yang
               pengangguran dan tidak seberuntung aku.

               Aku baru akan beranjak dari sofa, menuju ke kulkas dan
               mengambil  es  krim  kesayanganku.  Perhatianku
               teralihkan  pada  kacamata  yang  tergeletak  di  dekatku.
               Abigail  tidak  pernah  melupakan  kacamatanya!  Dia  kan
               penglihatannya    rabun    kalau   di   jalan,   apalagi
               membayangkannya  bersepeda  sendirian  ke  taman!
               Anjrit!




                                                                     3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11