Page 14 - Matinya Seorang Anak Muda di Negeri Ini & Cerita Pendek Lainnya
P. 14
ketika tanganku mendekatinya, menyentuhnya. Berkas
cahaya yang penuh warna tiba-tiba keluar memenuhi
tubuhku dan sekelilingku; merah, kuning, hijau, biru,
jingga, putih, ungu, semua berubah menjadi aneka
gelembung yang tidak beraturan. Rasa takjubku belum
lagi hilang, ketika jemari tangan sebelahku secara tidak
sengaja memecahkan gelembung terdekat denganku itu
dan lantas semuanya ikut pecah dan berubah menjadi air
bah yang berwarna-warni. Aku tenggelam di dalamnya,
terseret oleh arus yang deras, menggulung tubuhku,
entah ke mana, kesadaranku hilang perlahan.
Kalau saja aku masih hidup, apakah semuanya akan lebih
baik?
Akankah aku mengisi waktuku yang tersisa dengan
membuat diriku sendiri bahagia dengan setiap pilihan
yang kubuat, atau justru mengalah dan menurut pada
apa yang aku pikir bisa membahagiakan semua orang dan
mengubah dunia?
Hidup ini adalah sekumpulan ingatan yang saling
bertautan dan membentuk karakter dalam diri setiap
orang. Kadang terlalu magis untuk menjelaskannya,
bukan sekadar rangkaian sinapsis saraf yang berintegrasi
dengan sistem motorik tubuh. Bukan pemahaman
tentang hormon dan proses kimia yang mengatur rasa
nyaman, sedih, marah, dan bahagia yang berkecamuk di
dalam kesatuan dengan tubuh, tetapi menyangkut jiwa,
dan pikiran.
11