Page 13 - Matinya Seorang Anak Muda di Negeri Ini & Cerita Pendek Lainnya
P. 13
dan justru bukan sebaliknya. Aku berusaha
menyentuhnya, tetapi ia menghindar dengan lincah.
Lagi-lagi aku mencoba menyentuhnya, dan sekali lagi ia
menghindar dan melayang di atas kepalaku.
Pikirku ia sudah hilang. Begitu saja, seperti ini rasanya
mati, gelap dan sunyi, tanpa ada yang menemani. Aku
nyaris memutuskan untuk pasrah, mencoba
memejamkan mataku pada kegelapan yang sudah sedari
tadi meliputi duniaku.
Apakah ini hanya mimpi?
Apakah aku sebenarnya nyata?
Ah, hilang sudah akal sehatku!
Tara! Teriakku, tapi suaraku tak terdengar.
Aku ada di mana?
Aku bisa gila jika seperti ini, sejenak mencoba meresapi
dimensi aneh yang gelap dan sunyi yang membuatku
merasa ini adalah kematian.
Mungkin surga maupun neraka sama sekali tidak ada,
mungkin Tuhan juga tidak ada, mungkin hidup adalah
satu-satunya kesempatan yang kita punya untuk
merasakan ‘hidup’ selagi bisa. Aku menghela napas
panjang. Aku menyerah.
Titik putih itu kembali muncul di hadapanku. Ia
mendekat, perlahan tapi pasti. Ia tidak mencoba kabur
10