Page 17 - Matinya Seorang Anak Muda di Negeri Ini & Cerita Pendek Lainnya
P. 17

Alternatif, Ayat 2



               “Kamu  tahu  gak,  kalau  hari  ini  adalah  hari  ulang
               tahunku?” tanya Roy dengan ekspresi marah.

               Dian diam saja, ia memutuskan tidak menjawab. Ia tahu
               betul,  pria  yang  sedang  berbicara  dengannya  telah
               membuat banyak ulah sepanjang hari ini.

               Entah apa yang membuat ia mau saja ketika Roy datang
               ke kontrakannya, menjemputnya dengan sepeda motor
               kumbang kesayangannya itu. Tanpa mengenakan helm,
               ia  mau  saja  diajak  pergi  menerobos  sejumlah  lampu
               merah, tiba di area perbukitan yang gelap di kesunyian
               malam, untuk menghadapi seorang Roy.

               “Masih pura-pura bego? Hah? Kamu selingkuh ya? Pasti
               kamu asyik berkasih-kasihan dengan pacar barumu itu,
               kan? Hah? Dasar perempuan jalang!” hardik Roy sambil
               mendorong Dian hingga terbaring di rerumputan.

               “Pukul, bunuh saja aku, Roy, kalau itu bisa membuatmu
               puas. Tidak ada artinya aku membela diriku, semuanya
               dusta bagi kamu,” jawab Dian dengan pasrah.

               Roy  naik  pitam,  ditamparnya  Dian  dengan  keras,  dan
               baru  saja  akan  dilayangkan  kepalan  tinjunya  ke  wajah
               perempuan  itu,  ketika  tiba-tiba  saja,  seseorang  entah
               dari  mana,  muncul di  belakang  Roy  dan  menggunakan
               sebilah  pisau  belati,  menggorok  batang  lehernya,

                                                                    14
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22