Page 7 - Matinya Seorang Anak Muda di Negeri Ini & Cerita Pendek Lainnya
P. 7

“Kenapa kamu tidak mati di tempat lain saja, Ra. Jangan
               ikuti  jejakku.  Aku  tidak  ingin  media  besok  menuliskan
               sepasang sejoli mati bunuh diri karena intepretasi yang
               menyesatkan pemahaman semua orang,” kata Ayu.

               “Apapun  yang  kita  perbuat,  orang  selalu  punya  alasan
               dan persepsi mereka sendiri tentang kita. Bukankah itu
               yang selalu terjadi di dunia ini, Yu? Setiap orang berubah
               dan  setiap  orang  bisa  mengecewakan  bahkan  menjadi
               musuh  abadi  kita,  seperti  dunia  yang  akan  selalu
               dipenuhi  dengan penjahat,  pemerkosa,  dan  semua  hal
               yang  menakutkan  yang  bisa  menelanmu  bulat-bulat!”
               kata Bara.

               Ayu terdiam mendengar perkataan itu. Di benaknya ia
               sadar,  bahwa  sebenci-bencinya  ia  pada  negeri  yang
               ditinggalinya,  pada  kekacauan  yang  terjadi  semakin
               intens  di  sekitarnya,  ia  hanya  memiliki  dirinya  sendiri,
               yang bertahan dan dapat memilih mengambil sikap yang
               membuatnya nyaman.

               “Hidupmu  adalah  pilihanmu,  kan,  Yu.  Bukan  soal
               negerimu  di  mana,  agamamu  apa,  atau  embel-embel
               apapun  yang  menyertai  setiap  keraguanmu  melihat
               dunia ini, dunia yang bukan sekadar hitam putih dan abu-
               abu, Yu. Dunia yang sebenarnya penuh dengan warna,”
               kata Bara tersenyum.

               Sesuatu bergetar di dalam dada Ayu. Ia belum pernah
               merasakan  seperti  itu.  Meski  gemetaran,  perlahan  ia


                                                                     4
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12