Page 107 - PENILAIAN-STATUS-GIZI
P. 107

  Penilaian Status Gizi  




                                                          Topik 2
                                      Pengukuran Massa Jaringan



                     Setelah  kita  membahas    pertumbuhan  linier  maka  selanjutnya  kita  membahas
               pertumbuhan  massa  jaringan.  Pertumbuhan  massa  jaringan  adalah  pertumbuhan  yang
               terjadi  terutama  pada  massa  lemak  tubuh  dan  otot.  Fungsi  massa  jaringan  sebagai
               persediaan  energi  tubuh.  Pertumbuhan  massa  jaringan  dipengaruhi  oleh  asupan  gizi  dari
               makanan terutama zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Apabila asupan zat
               makro lebih dari kebutuhan tubuh, zat gizi tersebut akan disimpan dan terjadi pertumbuhan
               massa jaringan. Sebaliknya apabila asupan zat makro kurang dari kebutuhan, maka massa
               jaringan mengalami katabolisme untuk dipecah menjadi energi memenuhi kebutuhan tubuh.
                       Pengukuran  antropometri  untuk  menilai  pertumbuhan  massa  jaringan  didasarkan
               pada komposisi tubuh. Komposisi massa jaringan terdiri dari dua bagian  yaitu massa bebas
               lemak  dan  massa  lemak.  Massa  bebas  lemak  adalah  jumlah  massa  jaringan  tubuh  di  luar
               lemak  yang  terdiri  dari  air,  protein,  dan  mineral  tubuh.  Jumlah  massa  bebas  lemak  pada
               individu yang sehat relatif stabil sejak masa pertumbuhan linier terhenti pada sekitar usia 20
               tahun.
                        Perubahan  jumlah  massa  bebas  lemak  tubuh  akan  mengakibatkan  gangguan
               kesehatan, misal mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan tubuh. Massa bebas lemak
               terdiri  dari  air  sekitar  72–74%,  protein  sekitar    20%,  dan  mineral  sekitar  6%.  Sedangkan
               massa  lemak  berubah-ubah  tergantung  timbunan  lemak  yang  ada  dalam  tubuh,  gemuk
               menunjukkan  cadangan  lemak  tinggi,  sebaliknya  kurus  menunjukkan  cadangan  lemak
               sedikit.  Kandungan  lemak  berbeda  tergantung  jenis  kelamin,  tinggi,  dan  berat  badan.
               Kandungan lemak pada wanita cenderung  lebih tinggi daripada laki-laki. Kandungan lemak
               pada wanita sekitar 26,9%, sedangkan pada laki-laki sekitar 14,7% (Gibson R.S, 2005:273).
                     Parameter  antropometri  yang  dapat  digunakan  untuk  menggambarkan  kandungan
               lemak tubuh di antaranya adalah lingkar lengan atas (LILA), tebal lemak bawah kulit, rasio
               lingkar  pinggang  dan  panggul  (RLPP),  indeks  massa  tubuh  (IMT),  dan  pengukuran  teknik
               aliran listrik tegangan rendah (bioimpedance electricity analysis/BIA). Beberapa parameter
               antropometri tersebut akan diuraikan lebih lengkap berikut ini.

               A.    LINGKAR LENGAN ATAS (LLA)

                     Lingkar Lengan Atas (LLA) berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Seperti BB,
               LLA  merupakan  parameter  yang  labil  dapat  berubah-ubah  cepat  karenanya  baik  untuk
               menilai  status  gizi  masa  kini.  Penggunaan  LLA  sebagai  indikator  status  gizi,  di  samping
               digunakan secara tunggal, juga dalam bentuk kombinasi dengan parameter lainnya seperti
               LLA/U  dan  LLA/TB  (Quack  Stick).  Perkembangan  LLA  (D.B.  Jellife,  1996)  adalah  sebagai
               berikut: a) Pada tahun pertama kehidupan : 5.4 cm, b) Pada umur 2-5 tahun : <11.5 cm, c)
               Kurang sensitif untuk tahun berikutnya. Untuk keperluan penilaian status gizi, LLA memiliki



                                                           99
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112