Page 109 - PENILAIAN-STATUS-GIZI
P. 109

  Penilaian Status Gizi  




               (1985), Haboubi (1990), Rusnelli (1996) menunjukkan bahwa tinggi lutut berhubungan erat
               dengan  tinggi badan dan dapat digunakan untuk memprediksi tinggi badan. Tinggi lutut erat
               kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut bagi
               orang tidak dapat berdiri atau lansia. Pada lansia digunakan tinggi lutut karena pada lansia
               terjadi  penurunan  masa  tulang  (bungkuk)  sukar  untuk  mendapatkan  data  tinggi  badan
               akurat. Data tinggi badan lansia dapat menggunakan formula atau normogram bagi orang
               yang berusia >59 tahun.
















                                                  Sumber: Gibson R, 2005

                                                       Gambar 4.9
                                Cara pengukuran tinggi lutut untuk orang sakit  dan sehat.

               C.    LINGKAR LEHER


                     Dewasa ini dikembangkan parameter yang dapat memperhitungkan komposisi lemak
               dari  seorang  individu  yang  dapat  membantu  memperkirakan  risiko  penyakit  jantung  dan
               lainnya kondisi obesitas. Ukuran lingkar leher merupakan indikator lemak tubuh bagian atas.
               Lemak  tubuh  bagian  atas  dapat  membantu  memprediksi  tertentu  obesitas  yang
               berhubungan dengan komplikasi penyakit, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit
               jantung,  dan  apnea  tidur  obstruktif.  Sedangkan  lingkar  pinggang  merupakan  salah  satu
               ukuran yang membantu perkiraan langsung mengenai penumpukan lemak perut. Seorang
               anak berumur 6 tahun dengan lingkar leher lebih besar dari 28,5  cm berisiko lebih empat
               kali  menjadi  kelebihan  berat  badan  atau  obesitasitas  (sesuai  dengan  BMI)  dibandingkan
               dengan  anak  laki-laki  dengan  ukuran  lingkar  leher  yang  lebih  kecil.  Lingkar  leher  dapat
               menjadi  metode  pengukuran  yang  mudah  dan  murah  untuk  skrining  individu  obesitas
               (Liubov  et.al,  2001).  Lingkar  leher  sebagai  indeks  untuk  obesitas  tubuh  bagian  atas
               merupakan  salah  satu  prediktor terjadinya  penyakit  kardiovaskuler  (Sjostrom  et.al,  2001).
               Seperti  dilaporkan  oleh  The  North  Association  for  The  study  of  Obesitasity  menunjukkan
               hubungan yang erat antara lingkar leher dengan IMT (laki-laki, r=0.83; perempuan, r=0.71;
               masing-masing,  p<0,0001)  dan  lingkar  pinggang  (laki-laki,  r=0,86;  perempuan,  r=0,56;
               masing-masing, p<0,0001).
                     Lingkar leher >37,0 cm untuk laki-laki dan >34 cm untuk wanita merupakan cut of point
               yang  tepat  untuk  mengidentifikasi  individu  dengan  IMT>25kg/m2,  lingkar  leher  >39.5  cm


                                                           101
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114