Page 114 - PENILAIAN-STATUS-GIZI
P. 114

  Penilaian Status Gizi  




                     meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah
                     kulit pada kaki dan tangan.

               Ringkasan

                     Pertumbuhan massa jaringan dipengaruhi oleh asupan gizi dari makanan terutama zat
               gizi  makro  yaitu  karbohidrat,  protein,  dan  lemak.  Apabila  asupan  zat  makro  lebih  dari
               kebutuhan  tubuh,  maka  zat  gizi  tersebut  akan  disimpan  dan  terjadi  pertumbuhan  massa
               jaringan. Sebaliknya apabila asupan zat makro kurang dari kebutuhan, maka massa jaringan
               mengalami katabolisme untuk dipecah menjadi energi memenuhi kebutuhan tubuh.
                     Pengukuran antropometri untuk menilai pertumbuhan massa jaringan didasarkan pada
               komposisi tubuh. Komposisi massa jaringan terdiri dari dua bagian  yaitu massa bebas lemak
               dan  massa  lemak.  Massa  bebas  lemak  adalah  jumlah  massa  jaringan tubuh  di  luar  lemak
               yang terdiri dari air, protein, dan mineral tubuh. Jumlah massa bebas lemak pada individu
               yang sehat relatif stabil sejak masa pertumbuhan linier terhenti pada sekitar usia 20 tahun.
                      Perubahan  jumlah  massa  bebas  lemak  tubuh  akan  mengakibatkan  gangguan
               kesehatan, misal mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan tubuh. Massa bebas lemak
               terdiri  dari  air  sekitar  72–74%,  protein  sekitar    20%,  dan  mineral  sekitar  6%.  Sedangkan
               massa  lemak  berubah-ubah  tergantung  timbunan  lemak  yang  ada  dalam  tubuh,  gemuk
               menunjukkan  cadangan  lemak  tinggi,  sebaliknya  kurus  menunjukkan  cadangan  lemak
               sedikit.  Kandungan  lemak  berbeda  tergantung  jenis  kelamin,  tinggi,  dan  berat  badan.
               Kandungan lemak pada wanita cenderung  lebih tinggi dari pada laki-laki. Kandungan lemak
               pada wanita sekitar 26,9%, sedangkan pada laki-laki sekitar 14,7%.
                     Lingkar Lengan Atas (LLA) berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Seperti BB,
               LLA merupakan parameter yang labil dapat berubah-ubah cepat karena baik untuk menilai
               status  gizi  masa  kini.  Penggunaan  LLA  sebagai  indikator  status  gizi,  di  samping  digunakan
               secara tunggal, juga dalam bentuk kombinasi dengan parameter lainnya seperti LLA/U dan
               LLA/TB (Quack Stick)
                     Ukuran  lingkar  leher  merupakan  indikator  lemak  tubuh  bagian  atas.  Lemak  tubuh
               bagian  atas  dapat  membantu  memprediksi  tertentu  obesitas  yang  berhubungan  dengan
               komplikasi  penyakit,  seperti  tekanan  darah  tinggi,  diabetes,  penyakit  jantung,  dan  apnea
               tidur obstruktif. Lingkar leher dapat menjadi metode pengukuran yang mudah dan murah
               untuk skrining individu obesitas
                     Lingkar perut dapat menggambarkan adanya timbunan lemak di dalam rongga perut.
               Semakin  panjang  lingkar  perut  menunjukkan  bahwa  semakin  banyak  timbunan  lemak  di
               dalam  rongga  perut    yang  dapat  memicu  timbulnya  antara  lain  penyakit  jantung  dan
               diebetes  mellitus.  Untuk  pria  dewasa  Indonesia  lingar  perut  normal  adalah  92.0  cm  dan
               untuk wanita 80.0 cm.
                     Rasio  lingkar  pinggang-pinggul  mencerminkan  banyaknya  lemak  dalam  perut
               menunjukkan  ada  beberapa  perubahan  metabolisme,  termasuk  terhadap  insulin  dan






                                                           106
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119