Page 392 - BUKU TANYA JAWAB SEPUTAR PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI TINGKAT PUSAT_Neat
P. 392
participle dari kata “mutare”. Kata “mutatis” merupakan bentuk
passive perfect participle yang artinya “telah diubah”, sedangkan
kata “mutandis” merupakan bentuk future passive participle yang
artinya “akan diubah”. Istilah mutatis mutandis berarti “dengan
mempertimbangkan atau membolehkan perubahan yang harus
dilakukan” (taking into consideration or allowing for the changes
that must be made) penerapan mutatis mutandis dapat dilakukan
terhadap pengaturan terhadap suatu hal berlaku juga terhadap
hal yang diatur, kemudian dengan perubahan seperlunya (Brian
David Mogck, Writing To Reason: A Companion for Philosophy
Studentts and Instructors, 2008).
Dengan penjelasan lain, mutatis mutandis berarti necessary
changes having made (perubahan-perubahan yang diperlukan
telah dibuat) atau with necessary changes in points of details,
meaning that matters or things are generally the same, but to be
altered when necessary (dengan perubahan-perubahan yang diper-
lukan mengenai rinciannya, yang berarti hal-hal yang telah dise-
butkan pada dasarnya sama, namun diubah apabila diperlukan).
Mutatis mutandis dipakai dalam teknik penyusunan pera-
turan perundang-undangan. Sebagai contoh, Pasal 63 Peraturan
Presiden Nomor 87 Tahun 2014 berbunyi: “Ketentuan mengenai
tata cara mempersiapkan rancangan undang-undang sebagai-
mana dimaksud dalam Pasal 45 sampai dengan Pasal 54 berlaku
secara mutatis mutandis terhadap tata cara penyusunan rancangan
peraturan pemerintah, kecuali ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 51 ayat (2) huruf a.” Ini berarti bahwa ketentuan
pembentukan panitia antarkementerian dan/atau antarnonke-
menterian, rapat panitia antarkementerian, dan/atau antarnon-
kementerian, serta ketentuan mengenai pengharmonisasian,
TEKNIK PENYUSUNAN PERUNDANG-UNDANGAN 337