Page 23 - E-Modul Penyangga
P. 23
Bagaimana prinsip kerja sistem penyangga
dalam tubuh manusia? Mari kita simak
penjelasan berikut!
Reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
manusia merupakan reaksi enzimatis, yaitu reaksi-reaksi
yang melibatkan enzim sebagai katalis. Enzim sebagai
katalis hanya dapat bekerja dengan baik pada pH tertentu
(pH optimumnya). Agar enzim tetap bekerja secara optimum,
diperlukan lingkungan reaksi dengan pH yang relative tetap.
Untuk itu, diperlukan larutan penyangga. Di dalam setiap
cairan tubuh terdapat pasangan asam-basa konjugasi yang
berfungsi sebagai larutan penyangga. Cairan tubuh, baik
sebagai cairan intra sel (dalam sel) maupun cairan ekstra
sel (di luar sel) memerlukan sistem penyangga tersebut
untuk mempertahankan nilai pH cairan. Sistem penyangga
ekstra sel yang H CO / HCO −) yang berperan dalam menjaga
3
2
3
pH darah, dan sistem penyangga fosfat (H PO-/HPO) yang
2
berperan menjaga pH cairan intra sel.
1. Sistem penyangga karbonat dalam darah
Darah mempunyai pH yang relatif tetap sekitar 7,4. Hal ini
dimungkinkan karena adanya sistem penyangga
H2CO3/HCO3-, sehingga meskipun setiap saat darah
kemasukan berbagai zat yang bersifat asam maupun
basa tetapi pengaruhnya terhadap perubahan pH dapat
dinetralisir. Jika dalam darah kemasukan zat yang bersifat
asam, maka ion H+ dari asam tersebut akan bereaksi
dengan HCO3-
H + HCO- ⇌ H CO 3
+
2
3
Sebaliknya, jika darah kemasukan zat yang bersifat
basa, maka ion OH- akan bereaksi dengan H CO :
3
2
-
OH + H CO ⇌ HCO + H O
-
2
3
2
3
-
Perbandingan konsetrasi H CO : HCO dalam darah
2
3
3
sekitar 20: 1. Hal ini dapat terjadi karena adanya
kesetimbangan antara gas 2CO yang terlarut dalam
darah dengan H CO , serta kesetimbangan kelarutan gas
CO2 dari paru-paru dengan CO2 yang terlarut.