Page 2 - e-modul bab 5 PAI
P. 2
Kompetensi Dasar:
Memahami makna cinta dan fitrah manusia untuk menikah, mengikuti
bimbingan agama dalam mencari pendamping hidup, dan menjaga
kesucian diri dengan tidak berpacaran sebagai bagian dari ikhtiar untuk
mewujudkan keluarga yang penuh berkah.
Indikator:
1. Menyebutkan hakikat cinta dan fitrah manusia untuk menikah;
2. Mengikuti tuntunan agama dalam mencari calon pendamping
hidup;
3. Berkomitmen untuk menjaga kesucian diri („iffah) dengan tidak
berpacaran dan tidak berzina;
4. Menjelaskan tujuan dan urgensi nikah;
5. Mengikuti teladan Nabi dalam mewujudkan keluarga yang penuh
berkah.
A. Cinta Dan Fitrah Manusia Untuk Menikah
1. Cinta dan Pernikahan
Ketika suatu saat hati seseorang tiba-tiba berbunga-bunga,
rasanya tidak karuan, pikiran tidak bisa konsentrasi, hati berdebar-
debar saat nama sebuah nama disebut, sering tersenyum sendiri.
Berarti orang tersebut sedang jatuh cinta, karena itulah sebagian
tanda-tanda cinta. Tidak mudah memahami arti cinta, sebab ada
bermacam-macam cinta; cinta monyet, cinta pertama, juga cinta
sejati (Sarwono, 1983:120, 154).
Menurut para ahli, cinta merupakan kesenangan jiwa, pelipur
hati, membersihkan akal, dan menghilangkan rasa gundah gulana.
Pengaruhnya membuat elok rupa, membuat manis kata-kata,
menumbuhkan perilaku mulia, dan memperhalus perasaan (Al-
Mukaffi, 2004:96). Namun sebaliknya, ia yang sedang “mabuk cinta”
1