Page 18 - Sinar Tani Edisi 4027
P. 18

18                         E-paper Edisi 21 - 27 Februari 2024  |  No. 4027 Tahun LIV                       A GRI P ROFIL





          Agustinus Bolang,


          Sulap Bukit Berbatu



          jadi Lahan Pisang




          Mengidolakan             pisang        sebagai         komoditas
          andalan, membuat Agustinus Bolang tidak
          berhenti  menanam.  Bahkan  dengan keuletan
          dan  keyakinan  bahwa  pisang  bisa  memberikan                          dukungan dan pendampingan               Darius           mengatakan,
          keutungan,          mantan         Kepalada         Desa       Nule,     dari penyuluh pertanian. Salah       motivasi        itulah       yang
          Kecamatan Pantar Timur, Alor ini mennyulap                               satunya dari Ketua Perhimpunan       membuat Agustinus semakin
          bukit berbatu menjadi kebun pisang.                                      Penyuluh  Pertanian  cabang  4       bersemangat bertanam pisang.
                                                                                   wilayah Pantar, Darius Bler Sir.     Jadi, meskipun lahan yang
                                                                                                                        ditanami bukan lahan biasa
                   isang adalah komoditas     Pantai Nule sebagai daerah yang         Walaupun      bukan     daerah    dan  membutuhkan semangat
                   yang tidak terpisahkan     bisa ditanami pisang.                binaannya,       Darius      rutin   lebih untuk melakukannya.
                   bagi seorang Agustinus        Walaupun kondisi tanah Pantai     mengunjungi Agustinus untuk
          PBolang.                Sebelum     Nule   berbatu   tidak   membuat     berdiskusi sekaligus memberikan         Dirinya       pun        selalu
          menjadi    Kepala   Desa    Nule,   Agustinus    menyerah.    Dengan     motivasi dan bimbingan dalam         menyampaikan kepada  petani
          Agustinus    selalu    menanam      keuletannya ia bisa menyulap area    bertanam pisang. Menurut Darius,     masyarakat Desa Nule agar
          pisang dimanapun melihat ada        Pantai Nule menjadi kebun pisang     tanaman pisang berbuah tanpa         mengikuti      yang     dilakukan
          lahan yang bisa ditanami. “Saya     yang tentunya akan memberikan        kenal musim. Jika menanam 100        mantan      Kades    Desa    Nule
          sudah menanam pisang di tiga        nilai tambah. “Kalau ke gunung       pohon, maka dalam 1-2 tahun          untuk kesejahteraan keluarga.
          kebun dan saya sudah bisa           untuk mengambil buah pisang harus    panen sebanyak 100 tandan. Jika      ”Saya selalu mengarahkan agar
          menikmati hasil dari berkebun       melewati 12 anak tangga ini yang     1 tandan harganya Rp 40.000,         jangan     sejengkal    tanahpun
          pisang ini,” ujarnya.                                                    maka sekali panen petani bisa        kosong, semuanya harus di
                                              membuat, saya memilih menanam        menghasilkan  Rp  4  juta.  “Kalau   manfaatkan       demi     menuju
            Setelah selesai menunaikan        di pantai saja,” tambah Agustinus.   diolah menjadi kue pisang, berarti   kehidupan petani yang lebih
          amanahnya      sebagai    Kapala       Gairah     Agustinus     dalam    satu buah dibelah dua dicampur       baik,” ungkapnya.
          Desa, Agustinus pun kembali         menanam pisang terus menguat         terigu dijual, maka akan mendapat
          bersemangat  untuk  menanam         ketika    selalu    mendapatkan      untung lebih besar,” jelasnya.                         Darius/Herman
          pisang.  Ia  pun  melihat  potensi










               E-paper Sinartani sudah berjalan selama 2 tahun dan
             memberikan  informasi  yang  lebih  banyak  dibandingkan
             dengan  Sinartani  versi  cetak.  E-paper  Sinartani  terbit  tiap
             minggu, 48 kali setahun, terdiri dari 20-24 halaman sekali
             terbit. Informasinya  mencakup issue-issue  yang  lebih
             melebar, selain pertanian juga  mencakup informasi umum
             dan humaniora.
               Sampai saat ini e-Paper Sinartani masih didistribusi kan
             secara gratis ke semua penyuluh. Kini, waktunya E-Paper
             yang sudah dikenal oleh penyuluh dan petani itu mulai
             dijual secara komersil dengan harga yang teramat murah,
             yaitu Rp 1.500/edisi atau Rp 72.000/tahun.
               Mudah-mudahan upaya ini merupakan sinergi yang
             baik antara pembaca dengan penerbit Sinartani yang tidak
             henti-hentinya berupaya meningkatkan kualitas Sinartani
             agar lebih bermanfaat dan sekaligus memberi bahan
             bacaan yang baik bagi pembacanya.
             Para pembaca yang ingin berlangganan dipersilahkan
             mengirimkan nama dan nomor HP-nya, melalui WhatsApp
             ke Sdr Wawan (081216304232) serta mentransfer biaya
             tahunan sebesar Rp 72.000 ke Rekening Sinartani:  Bank
             Mandiri Cab. Ragunan No. 127.0096.016.413
   13   14   15   16   17   18   19   20   21