Page 14 - Sinar Tani Edisi 4027
P. 14
14 Edisi 21 - 17 Februari 2024 | No. 4027 Tahun LIV TERNAK
Waspadai !
ASF Babi Kembali Meledak
Mengawali tahun 2024, kawasan Indonesia Timur digemparkan
dengan munculnya African Swine Fever (ASF) yang menyerang
ternak babi. Sebelumnya kasus ASF pernah menghebohkan
peternakan babi di dunia pada tahun 2019 hampir bersamaan
dengan meledaknya wabah Covid-19.
gar tak meluas penyebaran penyakit yang berbahaya dan dapat
ASF, peternak harus tahu menular kepada manusia.
gejala-gejala dan cara
Ap e n a n g g u l an g an n y a . Untuk itu, diperlukan sosialisasi
Penyakit ini sangat menular pada lebih lanjut mengenai langkah-
babi, baik yang diternak maupun langkah pencegahan yang tepat.
babi liar. Bahkan berpotensi Apalagi terlihat masih banyak
menyebabkan kerugian ekonomi peternak babi yang tidak menyadari
dan produksi yang serius. risiko ini. Bahkan terkadang mereka
masih menjual babi yang sakit,
Untuk diketahui, Organisasi sehingga memperluas penyebaran
Kesehatan Hewan Dunia, OIE penyakit tersebut.
(Organization Internationale
des Epizootics) sempat merilis Sosialisasi ini tidak hanya penting
penyebaran wabah penyakit ASF bagi peternak, tetapi juga bagi
mulai menyebar ke Benua Asia masyarakat umum agar mereka
melalui Cina pada Agustus 2018. memahami penyakit ASF bukanlah
Pada Januari 2019, penyakit ini zoonosis, namun penularannya
merambah ke Mongolia, lalu Vietnam terkait dengan konsumsi produk
(Februari 2019), Kamboja (Maret 2019), hewan yang terinfeksi.
Hongkong (Mei 2019), Korea Utara Kubur atau Bakar
(Mei 2019), Laos (Juni 2019), Myanmar
(Agustus 2019) dan menyusul Filipina Satu-satunya cara untuk
dan Korea Selatan. Kemudian, mencegah penyebaran lebih
menjangkit pada babi di Timor Leste lanjut dan mengendalikan kasus
pada September 2019. yang sudah terjadi adalah dengan
memusnahkan babi yang terinfeksi.
Hingga kini, ASF telah meyebar di Pentingnya membuang dengan tepat
10 negara di Asia, termasuk Tiongkok, semua bahan yang terkontaminasi
Mongolia, Vietnam, Kamboja, Korea menjadi faktor krusial dalam upaya
Utara, Laos, Myanmar, Filipina, Korea mengatasi ASF. Salah satu cara yang
Selatan, Timor Leste, dan Papua umum dilakukan adalah dengan
Nugini. Di Indonesia, penyebaran mengubur atau membakar hewan
ASF pertama kali diumumkan secara yang sudah terinfeksi tersebut.
resmi pada Desember 2019 di Provinsi jumlah dan ukuran bangkai babi. ke permukaan tanah, dengan
Sumatera Utara. Setelah sempat Proses pembakaran melibatkan Penguburan dangkal digunakan memperhatikan letak sumber air
mereda wabah ASF, kasus terbaru menempatkan bangkai di atas untuk wilayah dengan topografi minum. Lalu, letakkan bangkai di
adalah kasus ternak babi yang mati material yang mudah terbakar dan yang sulit, seperti tanah berbatu. dasar lubang dan tutup dengan
akibat virus ASF di Kabupaten Mimika. kemudian menyalakannya. Proses ini Pada metode ini, kedalaman lubang disinfektan, kemudian uruk dengan
Jumlahnya mencapai 1.091 ekor. memerlukan lokasi yang tepat dan
kesiapan dalam menangani keadaan minimal 60 cm dari permukaan tanah. Bangkai akan membusuk
Kepala Dinas Peternakan dan darurat. bangkai ke permukaan tanah, seiring waktu, tetapi prosesnya
Kesehatan Hewan (Disnakkeswan), dengan lubang ditutupi gundukan lambat dan mungkin membutuhkan
Sabelina Fitrani, data tersebut berasal Penting untuk menyediakan alat dan vegetasi tanaman. waktu puluhan tahun.
dari laporan yang diterima dinas pemadam kebakaran dan memberi Penguburan dalam dilakukan Dengan masih adanya kasus
dari empat distrik di Mimika, yaitu tahu petugas pemadam kebakaran pada struktur tanah yang mudah wabah ASF babi, masyarakat,
digali, dengan kedalaman minimal khususnya perlu mewaspadai.
2,5 meter dari permukaan bangkai
Gsh/Yul
Kenali Gejala Babi ASF
da beberapa gejala yang perlu Penularan virus ASF dapat melalui
diketahui babi yang terserang hewan hidup dan produknya yang
virus ASF. Diantaranya, babi melibatkan berbagai jalur. Misalnya,
Amenunjukkan berbagai kontak langsung dengan hewan yang
tanda-tanda yang mencakup demam membawa virus, seperti melalui semen.
tinggi, depresi, kehilangan nafsu makan, Penularan juga bisa terjadi melalui kontak
muntah, diare, perdarahan pada kulit tidak langsung dengan sekresi dan
dan organ dalam, perubahan warna ekskresi babi terinfeksi atau produknya,
kulit menjadi ungu, serta abortus atau seperti feses dan urine. Penularan juga
keguguran pada babi yang sedang bisa melalui vektor seperti caplak, serta
bunting. Beberapa babi juga bisa melalui pakan, kendaraan, dan alat yang
Distrik Mimika Baru, Wania, Kwamki tentang prosedur yang telah mengalami radang sendi sebelum terkontaminasi virus.
Narama, dan Kuala Kencana. “Di ditetapkan sebelumnya. Mengatur akhirnya mati.
Kwamki Narama dan Kuala Kencana pembakaran dengan benar sulit Caplak seperti Ornithodorus spp.,
khususnya, meskipun masih terbatas karena sulit mengontrol bahan bakar Babi yang telah sembuh dari infeksi Phacochoerus spp., Potamochoerus spp.,
pada titik-titik kecil, tetapi kasus ini dan udara dengan akurat. sebenarnya masih tetap terinfeksi meski dan Hylochoerus meinertzhageni menjadi
sudah muncul,” ujarnya. Sementara itu, dalam penguburan, tidak menampakkan gejala klinis atau vektor potensial. Nyamuk dan lalat yang
Sabelina mengungkapkan, setelah bangkai ditutupi dengan tanah, baik berstatus terinfeksi secara persisten dan kontak dengan babi pada masa viremia
dua wilayah awal yaitu Mimika Baru dengan mengubur secara langsung berperan sebagai pembawa virus. Infeksi juga dapat berperan sebagai penyebar
dan Wania, kini terjadi penambahan ke dalam tanah atau dengan yang berkelanjutan ini dapat berlangsung mekanis ASF. Masa inkubasi antara 3 – 15
titik peternakan yang terjangkit menutupi bangkai yang diletakkan lama, bahkan virus masih dapat terisolasi hari dan penyakit dapat terjadi dalam
virus ASF. Dengan merebaknya di atas tanah dengan lapisan tanah. dari beberapa jaringan sampai lebih satu bentuk perakut, akut, sub akut dan kronis.
kasus tersebut masyarakat perlu Kemudian gali tanah dengan tahun setelah infeksi awal.
menyadari penyakit ASF sebagai kedalaman yang disesuaikan dengan Gsh/Yul