Page 12 - Sinar Tani Edisi 4027
P. 12
12 Edisi 21 - 17 Februari 2024 | No. 4027 Tahun LIV A GRI W A C ANA
Kerja Besar Menuju
Lumbung Pangan
Memed (Dunia)
Oleh:
Gunawan
erita mengejutkan ketika negara Tiongkok Karikatur
mampu menghasilkan sayuran sebanyak 4,5
juta ton per tahun dari lahan yang hanya 8
Bhektar. Rumah kaca dengan fasilitas moderen
yang dibangun di Shouguang, provinsi Shandong ini
menghasilkan sayuran sehat dengan kualitas tinggi.
Dalam dua hari berikutnya diberitakan bahwa
Vietnam membuka 1 juta lahan untuk memproduksi padi
rendah karbon. Keduanya menunjukkan betapa masalah
pangan sudah diantisipasi oleh berbagai negara dengan
mengerahkan teknologi tertinggi.
Pemikiran tentang pangan di negeri kita itu sudah
muncul sejak tahun 70-an dan diikuti dengan ekspansi
lahan besar-besaran dengan pengerahan dana yang
besar pula walaupun hasilnya belum memuaskan. Pasti
upaya tersebut memerlukan kajian dan perjalanan
panjang. Apalagi dengan menerapkan teknologi canggih Smart Farming Generasi Milenial Pertanian
yang tidak mudah ditangani para petani yang terbiasa
menggunakan teknologi sederhana. Oleh: Hendy Fitriandoyo,SP
Kendala utama dalam menciptakan lumbung pangan enghadapi ancaman krisis pangan, akses ke teknologi dan informasi pertanian
di negeri ini tidak jauh dari kesesuaian dan ketersediaan pemerintah perlu memperkuat produksi modern, sehingga sebagian besar pertanian masih
lahan. Pada saat penduduk Indonesia masih sekitar hasil pertanian dan ketersediaan menggunakan teknologi konvensional.
220 juta, lahan pertanian per kapita hanya 646 meter Mpangan lokal dengan usaha pertanian
persegi m2 (bahkan yang beririgasi/basah hanya 354 cerdas atau “Smart Farming”. Hal ini dimungkinkan Hal ini berakibat terbatasnya produk olahan
m2 per kapita). Bandingkan dengan Argentina (9.090 oleh keinginan untuk meningkatkan hasil produksi agroindustry yang dihasilkan, dan sebagian besar
produk pertanian yang diekspor masih berupa
m2), Australia (26.264 m2), Tiongkok (1.120 m2), India pertanian berkali lipat dari sebelumnya, serta bahan baku sehingga kurang memiliki nilai
(1.591 m2), Thailand (5.226 m2), dan Vietnam ((960 m2). mendapatkan hasil pertanian yang berkualitas, tambah, serta benefitnya lebih banyak dinikmati
namun dengan mengedepankan efektivitas dan
efisiensi dalam berbagai bidang pendukung. negara pengimpor.
Sekarang penduduk kita sudah mencapai 280 Profesi petani di Indonesia memang masih
juta dan lahan pertanian semakin berkurang karena Dengan pengelolaan dan pengolahan dipandang tidak menjanjikan khususnya bagi
dikonversi untuk berbagai kepentingan bisnis dan sosial, pertanian berbasis inovasi dan teknologi digital generasi muda. Kondisi tersebut berbanding
maka luas lahan pertanian per kapita akan lebih rendah dapat meningkatkan produktivitas, nilai tambah, terbalik dengan petani-petani di negara maju
daya saing dan keuntungan secara berkelanjutan.
lagi. seperti di Eropa, Amerika dan Australia.
Sebagai negara agraris, pertanian di Indonesia Stigma terhadap profesi petani harus
Ada persepsi keliru ketika kita mengatakan punya menghadapi tantangan yang semakin kompleks. diubah. Yakni, petani harus menjadi
Mulai dari populasi penduduk yang terus
lahan luas, tanah yang kaya dan subur makmur. Beban meningkat, ketersediaan lahan yang semakin sebuah profesi yang menjanjikan, canggih,
sektor pertanian semakin berat karena penduduk berkurang, perubahan iklim, produktivitas adaptif, inovatif, modern dan memiliki jiwa
bertambah dan lahan pertanian terus menyusut. Benih tanaman yang menurun, SDM pertanian yang entrepreneurship yang tinggi. Salah satu
padi hibrida yang sudah marak digunakan di negara lain terbatas, regulasi, hingga masalah kesejahteraan upaya memajukan sektor pertanian sekaligus
masih sangat terbatas penggunaannya di Indonesia. petani. menjaga konsistensi dan kontribusi terhadap
perekonomian nasional, pemerintah harus
Untuk menjawab tantangan tersebut, seluruh mampu mendorong generasi milenial dan Gen
Isyu terbesar bagi presiden terpilih adalah masalah pemangku kepentingan atau stakeholders perlu Z melakukan penerapan teknologi pertanian
pangan. Menteri Pertanian telah menentukan langkah- bersinergi dan berkontribusi dalam bidang Food yang berorientasi agribisnis.
langkah nyata dalam upaya meningkatkan produksi and Agriculture (FA). Tidak hanya pemerintah atau Selain dapat mencetak pengusaha pertanian
pangan, baik melalui percepatan tanam, menyediakan Kementerian Pertanian, namun juga penyuluh milenial di bidang Smart Farming, juga bisa
input dan sarana produksi lain yang diperlukan, lapangan, pemerintah daerah (Pemda), industri, mengakses pembiayaan melalui Kredit Usaha
penggunaan teknologi terkini dan mempromosikan akademisi, milenial maupun media. Rakyat/ KUR, dan membentuk kemitraan usaha
sektor pertanian kepada generasi muda yang terlihat Melihat dan mengikuti debat ke-4, salah agribisnisnya.
kurang berminat berusaha di bidang pertanian. satu Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 dalam
bagi
Teknis
Bimbingan
pelatihan
atau
pembahasan terkait pertanian menyampaikan, Petani Milenial menjadi sarana memberikan
Apa solusinya? SDM yang berkualitas dan Teknologi. salah satu solusi mengatasi kelangkaan pupuk wawasan dan pengalaman terkait Smart Farming
adalah pemanfaatan teknologi Smart Farming.
dalam pemanfaatan teknologi inovatif untuk
Ancaman stunting dan ketersediaan pangan harus Dengan pertanian berbasis teknologi digital, meningkatkan efisiensi dan hasil pertanian.
dipandang sebagai isyu sangat penting oleh siapa pun diharapkan mampu membantu petani dalam Dengan semakin banyaknya pelaksanaan
melakukan aktivitasnya di pertanian. Melalui
yang mengelola negeri ini. Dunia pertanian dan pangan perangkat mobile, peluang petani dalam pelatihan agribisnis Smart Farming akan makin
seharusnya tidak hanya berada di pundak Kementerian mengakses informasi tentang komoditas pertanian banyak ruang yang bisa digarap kaum milenial
Pertanian. Semua kementerian yang bersinggungan bisa didapat dengan cepat, terutama untuk untuk berhasil dalam dunia agribisnis. Meminjam
dengan pertanian harus memprioritaskan sektor ini memonitor harga dan ketersediaan komoditas istilah mereka, “Wah bisa Cuan banget ini…”
karena kegiatan ekonomi pangan dan pertanian adalah pertanian seperti bibit dan pupuk, informasi Kaum milenial jangan ragu mencari peluang
lintas sektor. luas tanaman komoditas, prediksi masa panen, mengembangkan usaha di dunia agrobisnis.
mendukung keamanan pangan bagi manusia, dan Agriculture bisa menjadi agri”cool”ture yang
sarana untuk mengumpulkan kelompok tani, serta menarik minat para pemuda untuk bertani,
Kita telah menyaksikan bahwa betapa hebatnya dapat melindungi setiap pekerjanya.
pun aktivitas produksi pertanian, kendala maupun sehingga potensi ekonomi daerah akan turut
meningkat karena anak muda di desa tidak lagi
keuntungan terbesar ada di sektor hulu dan hilir yang Smart Farming belum sepenuhnya diterapkan cenderungan meninggalkan desa dan pertanian,
berada di luar jangkauan petani maupun Kementerian di Indonesia, karena kurangnya dukungan SDM serta memberi harapan untuk ketahanan pangan
Pertanian. khususnya petani dan penyuluh pertanian. nasional.
Sebagian besar petani berusia diatas 45 tahun,
tanpa adanya regenerasi akan berakibat Indonesia Berada di tangan para petani masa depan
Indonesia Emas yang kita impikan akan terwujud jika terancam kekurangan SDM yang bekerja di sektor pertanian Indonesia sudah seharusnya menjadi
populasi kita yang besar itu sehat dan produktif, bukan pertanian. pertanian cerdas dan tepat.
bahkan menjadi beban karena kualitas SDM rendah Rendahnya kualitas pendidikan, mayoritas
Fungsional Perencana Madya
akibat terkendala pangan. petani atau sekitar 75 persen hanya menamatkan Biro Perencanaan – Kementerian Pertanian
pendidikan sekolah dasar membuat kurangnya