Page 29 - Kisah Dua Putri & Siraja Ular
P. 29

Saat  tengah  malam  suntre  kaget mendengar  bunyi  berderak-


               derak  dari  samping  rumah.  Suaranya  semakin  jelas  seperti  langkah

               manusia.  Suntre  ingin  membangunkan Sasandewini,  tetapi  merasa


               kasihan  karena  Sasadewini  tidur  sangat  pulas.  Ia  coba  sekali  lagi


               meyakinkan  bunyi  derak-derak  dari  samping  kamar.  Ia  mencoba


               mengintip keluar. Di luar sangat gelap. Suntre tercengang. Ia mundur


               satu  langkah.  Ia  berusaha  meyakinkan diri  setelah  melihat  sesuatu

               yang ada di depannya. “Benarkah?” gumamnya. Suntre melihat sebuah


               benda yang mengilap hijau kekuning-kuningan sebesar kepalan tangan


               orang dewasa. Samar-samar terlihat lidah yang menjulur-julur keluar.

               Seekor ular naga raksasa yang kukuh telah berada di depan Suntre.


               Naga raksasa itu menjulur-julurkan lidahnya. Matanya bagaikan bola


               api  yang  seakan-akan  siap  membakar  apa  pun  yang  di  depannya.


               Suntre ingin cepat-cepat masuk ke dalam rumah, tetapi kakinya seperti


               terpaku. Ia tidak kuasa melangkahkan kakinya ke belakang. Ia ingin

               berteriak,  tetapi  suaranya  tidak  bisa  keluar,  lidahnya  terasa  kelu.


               Perasaan  heran  bercampur  takut  berkecamuk  di  dalam  pikirannya.


               Makhluk  itu  pun  membuka  mulutnya  lebar-lebar  dan  mengeluarkan

               suara keras menggema.












                                                          27
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34