Page 28 - Kisah Dua Putri & Siraja Ular
P. 28

”Maaf, Nek. Tadi di hutan kami melihat burung bertarung,” jawab


               Suntre cepat.



                      ”O, begitu.  Ya, sudah.  Cepat  kalian  mandi,  makan,  terus


               beristirahatlah,” sambung sang nenek.


                      ”Baik, Nek, tetapi kami harus mengobati luka burung-burung ini,


               Nek.”



                      Selesai makan, Sasandewini dan Suntre mengobati kedua burung


               itu,  Suntre  satu,  Sasandewini  satu.  Lukanya  hampir  sama,  yaitu  di


               kepala, sayap, dan kaki. Setelah selesai diobati, kedua burung diletakkan

               di kandang ayam yang sudah dialasi dengan kain-kain bekas. Sebelum


               beranjak  tidur,  Sasandewini  dan  Suntre  menengok  kandang  burung


               untuk  meyakinkan  sekali  lagi  bahwa  burung  mereka  dalam  keadaan


               nyaman.



                      Keduanya  beranjak  tidur.  Sasandewini  pun  langsung  tertidur

               pulas, berbeda dengan Suntre. Suntre sudah berusaha memejamkan


               matanya, tetapi mata tak kunjung terpejam. Hingga larut malam, Suntre


               susah memejamkan matanya. Peristiwa bertarungnya dua burung selalu


               segar dalam ingatannya. Perasaan anehnya tidak kunjung hilang.










                                                          26
                                                          26
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33