Page 35 - Kisah Abu Nawas 1001 Malam
P. 35
merupakan suatu kebutuhan. la yakin bahwa dengan berpikir
akan terbentang jalan keluar dari kesulitan yang sedang
dihadapi. Dan dengan berpikir pula ia yakin bisa
menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan
terutama orang-orang miskin. Karena tidak jarang Abu Nawas
menggondol sepundi penuh uang emas hadiah dari Baginda
Raja atas kecerdikannya.
Tetapi sudah dua hari ini Abu Nawas belum juga
mendapat akal untuk menangkap angin apalagi
memenjarakannya. Sedangkan besok adalah hari terakhir yang
telah ditetapkan Baginda Raja. Abu Nawas hampir putus asa.
Abu Nawas benar-benar tidak bisa tidur walau hanya sekejap.
Mungkin sudah takdir; kayaknya kali ini Abu Nawas
harus menjalani hukuman karena gagal melaksanakan perintah
Baginda. la berjalan gontai menuju istana. Di sela-sela
kepasrahannya kepada takdir ia ingat sesuatu, yaitu Aladin dan
lampu wasiatnya.
"Bukankah jin itu tidak terlihat?" Abu Nawas bertanya
kepada diri sendiri. la berjingkrak girang dan segera berlari
pulang. Sesampai di rumah ia secepat mungkin menyiapkan
segala sesuatunya kemudian menuju istana. Di pintu gerbang
istana Abu Nawas langsung dipersilahkan masuk oleh para
pengawal karena Baginda sedang menunggu kehadirannya.
Dengan tidak sabar Baginda langsung bertanya kepada
Abu Nawas.
"Sudahkah engkau berhasil memenjarakan angin, hai
Abu Nawas?"
"Sudah Paduka yang mulia.” jawab Abu Nawas dengan
muka berseri-seri sambil mengeluarkan botol yang sudah
disumbat. Kemudian Abu Nawas menyerahkan botol itu.
Baginda menimang-nimang botol itu.
34
aDef Abu Nawas Sang Penggeli Hati