Page 60 - Kisah Abu Nawas 1001 Malam
P. 60
"Sudah kukatakan bahwa aku hanya takut kepada Allah
Swt. saja. Sekarang apa taruhannya bila aku bersedia
melakukannya?" Abu Nawas ganti bertanya.
"Seratus keping uang emas. Disamping itu Baginda harus
tertawa tatkala engkau pantati.” kata mereka. Abu Nawas
pulang setelah menyanggupi tawaran yang amat berbahaya itu.
Kawan-kawan Abu Nawas tidak yakin Abu Nawas
sanggup membuat Baginda Raja tertawa apalagi ketika dipantati.
Kayaknya kali ini Abu Nawas harus berhadapan dengan algojo
pemenggal kepala.
Minggu depan Baginda Raja Harun Al Rasyid akan
mengadakan jamuan kenegaraan. Para menteri, pegawai istana
dan orang-orang dekat Baginda diundang, termasuk Abu Nawas.
Abu Nawas merasa hari-hari berlalu dengan cepat karena ia
harus menciptakan jalan keluar yang paling aman bagi
keselamatan lehernya dari pedang algojo. Tetapi bagi kawan-
kawan Abu Nawas hari-hari terasa amat panjang. Karena mereka
tak sabar menunggu pertaruhan yang amat mendebarkan itu.
Persiapan-persiapan di halaman istana sudah dimulai.
Baginda Raja menginginkan perjamuan nanti meriah karena
Baginda juga mengundang rajaraja dari negeri sahabat.
Ketika hari yang dijanjikan tiba, semua tamu sudah
datang kecuali Abu Nawas. Kawan-kawan Abu Nawas yang
menyaksikan dari jauh merasa kecewa karena Abu Nawas tidak
hadir. Namun temyata mereka keliru. Abu Nawas bukannya
tidak datang tetapi terlambat sehingga Abu Nawas duduk di
tempat yang paling belakang.
Ceramah-ceramah yang mengesankan mulai
disampaikan oleh para ahli pidato. Dan tibalah giliran Baginda
Raja Harun Al Rasyid menyampaikan pidatonya. Seusai
menyampaikan pidato Baginda melihat Abu Nawas duduk
59
aDef Abu Nawas Sang Penggeli Hati