Page 125 - modul tekstil mala
P. 125
ClO2 yang terbentuk akan bekerja mengoksidasi pigmen-
pigmen alam yang terdapat dalam serat.
Natrium khlorit atau textone banyak dipakai untuk
pengelantangan serat-serat sintentik. Proses
pengelantangannya dilakukan dalam suasana asam, sedang
dalam suasana alkali daya oksidasinya sangat rendah.
Pengelantangan dengan natrium khlorit jauh lebih aman,
karena dalam penguraiannya mengeluarkan gas khlor dioksida
(ClO2) yang tidak membahayakan serat. Dalam
pengelantangan selulosa sampai pada pH 3 juga tidak terlihat
adanya kerusakan serat, meskipun dilakukan pada suhu
hamper mendidih. Jika terjadi kerusakan serat pada pH rendah
adalah karena akibat dari serangan asam bukan karena
oksidasi. Oleh karena itu setelah proses pengelantangan perlu
dilakukan penetralan dengan larutan natrium karbonat encer.
Penguraian natrium khlorit dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain :
pH : makin kecil pH penguraiannya makin besar.
Suhu : makin tinggi suhu, penguraiannya makin besar.
Konsentrasi : makin besar konsentrasi, penguraiannya
makin besar.
Reaksi penguraian natrium khlorit agak komplek. Dengan
asam akan terurai menjadi ClO2 yang aktif sebagai oksidator
sebagian ClO2 larut dalam air membentuk ion khlorit (ClO2-
), kemudian terurai lagi menjadi ion khlorida (Cl- ) dan ion
khlorat (ClO-3 ). Di samping itu ClO2 juga dapat melepaskan
On yang bertindak pula sebagai oksidator. Jadi dalam
penguraian natrium khlorit, yang aktif sebagai oksidator
adalah ClO2, dan sedikit On yang terjadi dari penguraian ion
khlorit. Untuk pengelantangan serat selulosa dengan natrium
khlorit dilakukan dalam suasana asam pada suhu 600C atau
dengan penambahan NaOCl dalam perbandingan 1 : 1,5 pada
suhu kamar dan suasana agak alkali (pH 9).
Pengelantangan 115