Page 45 - IPAS BG KLS V
P. 45
Peserta didik bisa mencoba secara bergantian. Jika kaleng tersedia dalam jumlah
yang cukup maka kegiatan ini bisa menjadi bagian dari percobaan yang peserta
didik lakukan. Jika memiliki area atau ruangan di sekolah yang bergaung, seperti
ruangan kosong, gor, atau aula, ajaklah peserta didik ke sana dan mengamati
suara yang terdengar. Bisa juga dengan mengajak peserta didik mengamati video
referensi pada link berikut. https://www.youtube.com/watch?v=TAliq8lXCZE
3. Tinggi Rendah dan Intensistas Bunyi
Energi bunyi merambat melalui sebuah medium dalam getaran yang terus berulang.
Jumlah getaran yang dihasilkan setiap detiknya disebut frekuensi. Jumlah frekuensi
ini akan memengaruhi tinggi rendah nada. Semakin tinggi frekuensi bunyi maka
akan semakin tinggi nada yang dihasilkan. Frekuensi diukur dengan satuan Hertz (Hz).
Suara bisa dideskripsikan dengan tinggi nada dan intensitasnya. Intensitas
bunyi bergantung pada gaya yang bekerja pada sumber bunyi. Semakin besar
gaya yang diberikan maka akan semakin besar juga intensitasnya. Besar kecilnya
intensitas bunyi tidak mengubah tinggi nada bunyi tersebut. Adapun kualitas bunyi
bergantung pada suara alami dari sumber bunyi tersebut.
Miskonsepsi yang bisa terjadi, yaitu ketika sebuah benda bergetar namun tidak
ada suara didengar oleh telinga kita maka benda tersebut tidak menghasilkan bunyi.
Semua benda yang bergetar pasti akan menghasilkan bunyi. Bunyi yang dihasilkan
bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah frekuensinya untuk didengar oleh telinga kita.
Bisa juga terlalu pelan atau kecil untuk kita dengar. Ini juga berlaku untuk hewan-
hewan yang tidak pernah kita dengar bunyinya. Bukan berarti hewan tersebut tidak
bersuara, namun telinga kita tidak mampu mendengar suara tersebut.
Bunyi yang dapat didengar oleh manusia berupa bunyi audiosonik (dengan
rentang frekuensi 20 - 20.000 Hz). Di bawah frekuensi tersebut termasuk bunyi
infrasonik. Seismograf adalah alat pendeteksi gempa dan menangkap bunyi
infrasonik yang dihasilkan oleh getaran pergerakan lempeng Bumi. Ada juga bunyi
ultrasonik dengan frekuensi lebih besar dari 20.000 Hz. Kelelawar, anjing, lumba-
lumba merupakan contoh hewan yang bisa mendengar bunyi ini.
Pada topik ini, peserta didik akan melakukan ragam percobaan mengenai
sifat bunyi. Selain belajar meningkatkan kemampuan penyelidikan dan berpikir
ilmiah, peserta didik juga akan berlatih mengenai manajemen waktu, kerja sama
antarkelompok, membaca dan memahami instruksi. Pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan selama percobaan juga akan melatih kemampuan analisis dan berpikir
kritis mereka. Kemampuan literasi juga tetap diasah dengan sajian teks dan gambar
yang tersedia pada Buku Siswa.
Bab 1 | Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi 35