Page 218 - kimia_kls10
P. 218
dan I 2 adalah orde kedua mungkin orang akan meramal bahwa reaksi
antara H 2 dan Br 2 juga akan berorde-kedua. Ternyata tidak, malahan
reaksi ini mempunyai persamaan laju yang lebih rumit.
Menentukan Orde reaksi
a. Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada tahap
reaksi yang berjalan lambat.
Contoh: reaksi 4HBr + O 2 → 2H 2 O + 2Br
2
Berlangsung dalam tahapan sebagai berikut :
)
. 1HBr + O → HBrO (lamba
2
2
. 2HBr + HBrO → 2HBrO (cepat
)
2
2 . 3 HBr + 2HBrO → 2 OH + 2Br(cepat
)
2
2
Maka orde reaksi ditentukan oleh reaksi (1). Persamaan laju reaksi, V
= [HBr] [O 2]. Orde reaksi total (lihat koefisien reaksi) = 1 + 1 = 2.
b. Jika tahap reaksi tidak bisa diamati, orde reaksi ditentukan melalui
eksperimen, konsentrasi salah satu zat tetap dan konsentrasi zat lain
berubah.
Contoh :
Reaksi : P + Q + R → X + Y
diperoleh data percobaan sebagai berikut :
Tabel 10.2 Orde reaksi
[P] [Q] [R] Waktu
1 0,1 0,1 0,2 6 menit
2 0,1 0,1 0,3 6 menit
3 0,2 0,1 0,2 3 menit
4 0,1 0,2 0,2 3 menit
5 0,1 0,3 0,2 2 menit
orde reaksi terhadap P, dicari dengan melihat konsentrasi [Q] dan [R]
yang tetap. Dari data (1) dan (3) dari konsentrasi [Q] dan [R] tetap,
[P] dinaikkan dua kali.
Jadi reaksi berlangsung 2 kali lebih cepat.
m
2 = 2 → m = 1
- Orde reaksi terhadap Q, lihat konsentrasi [P] dan [R] yang tetap
yakni sebagai berikut.
Data (4) dan (5) → 1,5 kali lebih cepat
Data (1) dan (4) → 2 kali lebih cepat
Data (1) dan (5) → 3 kali lebih cepat
206