Page 178 - S Pelabuhan 15.indd
P. 178
2,5 km dengan ukuran lebar dan tinggi sekitar 4 meter. Tampaknya di beberapa
tempat di lingkungan benteng tanah tersebut terdapat hunian kelompok masyarakat
pendukung bangunan suci tersebut.
Perbedaan pertanggalan antara prasasti (28 April 686) dan arca (abad ke-5-6 Masehi)
dapat dijelaskan bahwa jauh sebelum ditaklukan oleh Śrīwijaya, Kota Kapur telah
dihuni kelompok masyarakat yang menganut ajaran Hindu. Mungkin karena tempat
tersebut dipandang strategis di tepi selat Bangka, maka Śrīwijaya menaklukannya
terlebih dahulu sebelum menaklukan tempat lain sebagaimana tersirat pada kalimat:
“pemahatannya berlangsung ketika bala tentara Śrī wijaya baru berangkat untuk menye-
rang bhūmi jāwa yang tidak takluk kepada Śrīwijaya”.
Hunian di Kota Kapur yang terdapat di dalam lingkungan benteng tanah ini tentunya
telah berhubungan dengan dunia luar. Untuk itu tentunya diperlukan suatu jalan
dan gerbang keluar dan masuk di Kota Kapur. Sungai Menduk merupakan jalan
keluar masuknya sarana pengangkutan air dari dan ke Kota Kapur. Sementara itu
gerbang masuknya berupa dermaga untuk menaikkan dan menurunkan barang dan
penumpang. Penelitian arkeologi yang dilakukan tahun 2013 berhasil menemukan
sisa bangunan dermaga yang dibuat dari batang-batang kayu nibung (Oncosperma
fi lamentosum) dan kayu “pelangis”.
Lahan tempat berdirinya bangunan dermaga yang sudah ditampakkan mempunyai
ukuran sekitar 50 meter persegi. Tiang-tiang kayu nibung yang ditancapkan pada
lahan seluas 26 meter persegi seluruhnya berjumlah sekitar 35 batang membujur arah
timurlaut – baratdaya, sedangkan yang ditancapkan pada lahan seluas 24 meter persegi
berjumlah 24 batang (yang tampak pada permukaan) membujur arah baratlaut –
tenggara. Di bagian atas kayu-kayu nibung ini diikatkan batang-batang kayu nibung
dan kayu pelangis membujur arah baratlaut – tenggara. Seluruhnya berjumlah 5
batang yang diikatkan pada batang kayu yang membujur arah timurlaut – baratdaya
(lihat gambar denah dan foto temuan Sektor Air Pancur).
Melihat lokasinya yang hanya berjarak beberapa meter dari lahan rawa, dan lahan
rawa yang terbentuk karena pendangkalan Sungai Menduk, dapat diduga bahwa
tinggalan budaya tersebut merupakan sisa bangunan dermaga dari Sungai Menduk.
Atau dapat juga berasal dari dermaga Air Pancur yang sekarang sungai tersebut sudah
menyempit selebar dan sedangkal sebatang parit.
166