Page 179 - S Pelabuhan 15.indd
P. 179

ATLAS  PELABUHAN-PELABUHAN  BERSEJARAH  DI  INDONESIA







            Mengenai pertanggalan bilamana dermaga kayu ini dibangun belum dapat diketahui,

            karena belum dilakukan analisis  Karbon C-14, dan tidak ada konteksnya dengan
            artefak lain yang sudah diketahui pertanggalan relative maupun absolutnya. Analisis
            ini dapat dilakukan melalui percontoh kayu yang terbakar yang diambil dari salah
            satu batang kayu komponen dermaga yang terbakar.


            Mengenai indikator pemukiman yang berupa tembikar, pada penelitian arkeologi
            tahun 2013 ditemukan juga di Sektor IV di kaki sebelah baratlaut dataran Kota Kapur

            dekat dengan daerah rawa. Dari lokasi ini banyak ditemukan pecahan tembikar.
            Ini menunjukkan bahwa pada masa lampau terdapat kelompok pemukiman yang
            menempati areal tersebut dekat dengan sungai kecil yang merupakan anak sungai
            Menduk. Hal ini untuk memudahkannya mengambil air untuk keperluan sehari-

            hari.

            Sebelum pertengahan millennium pertama tarikh Masehi, agaknya masyarakat Kota
            Kapur telah mengadakan hubungan dengan masyarakat di India Selatan. Keberadaan

            tembikar Arikamedu yang ditemukan di bagian bawah tinggalan dermaga merupakan
            suatu bukti tentang hubungan tersebut. Namun dugaan ini masih terlalu dini karena
            jumlahnya tidak terlalu banyak. Boleh jadi keberadaan tembikar Arikamedu dibawa

            dari tempat lain yang telah mengadakan hubungan dengan India Selatan, misalnya
            dengan masyarakat di Situs Batujaya, Karawang (Jawa Barat).

            Hubungan dengan tempat lain jauh dari Kota Kapur, dapat diketahui dari keberadaan

            arca Wisnu yang berlanggam pre-Angkor (abad ke-5-6 Masehi) sebagaimana tampak
            dari bentuk mahkotanya. Arca berlanggam pre-Angkor ini ditemukan di Kamboja
            sebagai tempat asal gaya seni ini. Kontak dengan Kamboja atau Angkor dibuktikan
            juga dengan ditemukannya tembikar tipe Oc-Eo meskipun jumlahnya tidak banyak.

            Jenis tembikar ini ditemukan juga di Situs Batujaya, Karawang (Jawa Barat).

            Berdasarkan data sejarah dan data arkeologi yang sampai kepada kita, Pulau Bangka

            telah lama dihuni manusia. Data arkeologis menginformasikan kepada kita bahwa
            Kota Kapur telah dihuni sekurang-kurangnya sejak abad ke-5-6 Masehi. Diawali
            dengan penduduk lokal yang kemudian mendapat pengaruh budaya India. Pengaruh
            budaya ini tercermin pada ajaran yang dianut pen duduknya, yaitu ajaran Hindu

            aliran Waisnawa.

                                                                                                               167
   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184