Page 286 - S Pelabuhan 15.indd
P. 286

(liurai) setempat. Selain itu para pedagang Cina ini juga tidak takut untuk menjelajahi

                                     daerah pedalaman di Amanuban, Molo, Belu Selatan di selatan dan Oikusi, Ataupun
                                     yang ada di utara Timor.


                                     Para pedagang Cina ini kemudian membawa barang dagangan tersebut dengan kapal
                                     menuju Kupang untuk dijual kepada para pedagang lain. Kapal-kapal dagang yang
                                     berdatangan ke Kupang biasanya pada bulan Maret dan September, dan mereka
                                     meninggalkan Kupang pada bulan April, Mei dan Oktober, hal ini sejalan dengan

                                     bertiupnya angin musim. Di Pelabuhan Kupang para pedagang Cina juga membuat
                                     perahu yang berbobot antara 30-40 ton dan perahu-perahu yang lebih kecil dengan
                                     bobot 8 ton.


                                     Selama abad ke-19 banyak kapal dari berbagai penjuru wilayah Nusantara dan kapal-
                                     kapal asing berdatangan ke Kupang untuk mendapatkan barang-barang yang mereka
                                     butuhkan seperti, beras, jagung, kayu cendana, sarang burung dan sebagainya. Pada
                                     awal abad ke-19 sangat jarang kapal-kapal Belanda yang datang kecuali kapal-kapal

                                     asing yang menggunakan bendera Belanda. Sementara itu kapal-kapal Amerika dan
                                     Inggris yang berbobot 200-400 last (400-800 ton) banyak yang menyinggahi Kupang

            Kapal Belanda berlabuh di   sebelum melanjutkan perjalanan jarak jauhnya menuju Manila, Makao, Australia,
            Pelabuhan Kupang, Timor   Inggris dan Amerika.
            Selatan
                                                              Dilihat dari laporan Pelabuhan Kupang tentang keluar
                                                              masuknya barang-barang, ternyata beras merupakan

                                                              mata dagangan yang banyak diminati oleh kapal-kapal
                                                              dagang yang datang dari berbagai wilayah Nusantara
                                                              ataupun juga oleh kapal-kapal asing seperti Inggris.
                                                              Komoditi beras selain berasal dari Timor juga berasal

                                                              dari pulau-pulau lain di Nusa Tenggara bagian timur.
                                                              Seperti yang tercatat dalam laporan pelabuhan Kupang
                                                              tahun 1861, daerah Noen Koeroes dan Babaw adalah
                                                              sentra produksi beras di Timor. Pada Bulan Mei 1861,

                                                              Desa Noen Koeroes menghasilkan beras kurang lebih
                                                              3000 pikul dan Babaw 12.000 pikul yang dijual melalui
                                                              Pelabuhan Kupang dengan nilai jual beras ini sekitar f
                                                              3647, 68 (Arsip Timor no.103, 1861).

      274
   281   282   283   284   285   286   287   288   289   290   291