Page 18 - 4245: Sejarah Gua Jepang
P. 18
Di sudut lain goa, para gadis desa mencoba bertahan dengan
Di sudut lain goa, para gadis desa mencoba bertahan dengan
menggigit bibirnya, menahan isak tangisnya. Matanya kosong,
menggigit bibirnya, menahan isak tangisnya. Matanya kosong,
seperti telah kehilangan jiwanya. Gadis-gadis lain, satu per
seperti telah kehilangan jiwanya. Gadis-gadis lain, satu per
satu, merasakan penderitaan yang sama. Tentara-tentara
satu, merasakan penderitaan yang sama. Tentara-tentara
Jepang itu bergantian melakukan kekejian mereka, tanpa
Jepang itu bergantian melakukan kekejian mereka, tanpa
sedikitpun perasaan bersalah atau belas kasihan.
sedikitpun perasaan bersalah atau belas kasihan.
Waktu berjalan begitu lambat di dalam goa yang gelap itu.
Waktu berjalan begitu lambat di dalam goa yang gelap itu.
Setiap menit terasa seperti seabad. Ketika tentara-tentara itu
Setiap menit terasa seperti seabad. Ketika tentara-tentara itu
akhirnya pergi, meninggalkan mereka dalam keadaan hancur
akhirnya pergi, meninggalkan mereka dalam keadaan hancur
dan tercabik-cabik, Gayatri hanya bisa terbaring lemas di di
dan tercabik-cabik, Gayatri hanya bisa terbaring lemas
lantai. Tubuhnya terasa mati rasa, jiwanya terluka parah. Ia
lantai. Tubuhnya terasa mati rasa, jiwanya terluka parah. Ia
menoleh, melihat wajah-wajah gadis lain, yang juga
menoleh, melihat wajah-wajah gadis lain, yang juga
mengalami nasib yang sama. Mereka saling memandang,
mengalami nasib yang sama. Mereka saling memandang,
mencoba menemukan kekuatan dalam penderitaan bersama.
mencoba menemukan kekuatan dalam penderitaan bersama.
Beberapa pria di desa, dengan hati yang penuh keberanian
Beberapa pria di desa, dengan hati yang penuh keberanian
dan rasa marah, akhirnya memutuskan untuk mencoba
dan rasa marah, akhirnya memutuskan untuk mencoba
menyelamatkan gadis-gadis yang tertawan. Dengan senjata
menyelamatkan gadis-gadis yang tertawan. Dengan senjata
seadanya, mereka merencanakan serangan ke goa tempat
seadanya, mereka merencanakan serangan ke goa tempat
tentara Jepang itu bersembunyi. Mereka tahu bahwa peluang
tentara Jepang itu bersembunyi. Mereka tahu bahwa peluang
untuk berhasil sangat tipis, namun mereka tidak bisa
untuk berhasil sangat tipis, namun mereka tidak bisa
membiarkan kekejian ini terus berlanjut.
membiarkan kekejian ini terus berlanjut.
Ketika malam tiba lagi, mereka bergerak dalam diam,
Ketika malam tiba lagi, mereka bergerak dalam diam,
dipimpin oleh Darwis yang masih dipenuhi tekad. Mereka
dipimpin oleh Darwis yang masih dipenuhi tekad. Mereka
menyelinap mendekati goa, hati mereka berdebar kencang.
menyelinap mendekati goa, hati mereka berdebar kencang.
Saat mencapai mulut goa, mereka terkejut menemukan
Saat mencapai mulut goa, mereka terkejut menemukan
bahwa para tentara Jepang telah pergi, meninggalkan gadis-
bahwa para tentara Jepang telah pergi, meninggalkan gadis-
gadis itu dalam keadaan yang mengenaskan.
gadis itu dalam keadaan yang mengenaskan.
Darwis dan para pria desa bergegas masuk, menemukan
Darwis dan para pria desa bergegas masuk, menemukan
Gayatri dan gadis-gadis lainnya. Mereka membebaskan
Gayatri dan gadis-gadis lainnya. Mereka membebaskan
mereka dari belenggu ketakutan, memeluk mereka dengan air
mereka dari belenggu ketakutan, memeluk mereka dengan air
mata haru dan penyesalan. Gayatri, dengan tubuh lemah dan
mata haru dan penyesalan. Gayatri, dengan tubuh lemah dan
hati yang hancur, mencoba tersenyum pada Darwis. Dia tahu
hati yang hancur, mencoba tersenyum pada Darwis. Dia tahu
bahwa meskipun penderitaan ini tidak akan pernah
bahwa meskipun penderitaan ini tidak akan pernah
terlupakan, setidaknya ada harapan untuk memulai lagi,
terlupakan, setidaknya ada harapan untuk memulai lagi,
bersama-sama.
bersama-sama.
Halaman 17