Page 15 - P17110214119_SEVIADIN DWI R_STUNTING
P. 15

Indonesia merupakan salah satu negara deng
  tingginya prevalensi stunting dan anemia p
  tahun 2020, prevalensi stunting Indonesia
  dari pandemi COVID-19, tanpa adanya tindak
  (wasting) diprediksi akan meningkat sebesa
  ini.
  Proporsi Stunting di Indonesia
  Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tah
  2010 yaitu 35,6%, dan pada tahun 2013 prev
  pendek dan 19,2% pendek. Data Riskesdas ta
  sebesar 30,8%. Berdasarkan batasan WHO Ind
  Balita  ataupun  Baduta  (Bayi  dibawah  u
  kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak
  beresiko pada menurunnya tingkat produktiv
  pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskin
  Prevalensi balita pendek di Indonesia cend
  menunjukkan prevalensi balita pendek di In
  menjadi 35,6%. Namun prevalensi balita pen
  Upaya keberhasilan program pemerintah ditu
  2018 menjadi 30,8%.
  Gambar 11. Proporsi Stunting pada Balita M
   Nusa Tenggara Timur  40,38 43,82
   Sulawesi Barat
   Nusa Tenggara Barat Gorontalo Aceh  34,18
   Kalimantan Tengah  32,3
   Kalimantan Selatan  31,75
   Kalimantan Barat  31,45
   Sulawesi Tengah  31,26 31,44
   Sulawesi Tenggara
   Sulawesi Selatan Maluku  30,59 30,38
   Sumatera Utara  30,11
   Maluku Utara
   Sumatera Selatan Papua  29,35 29,07 28,98
   Kalimantan Timur  28,09 27,68
   Jawa Tengah
   Sumatera Barat  27,47
   Bengkulu Jawa Timur  26,86 26,86  INDONES
   Kalimantan Utara Lampung  26,25 26,25  27
 Gambar di atas menerangkan beberapa penyeba
 tidak langsung. Ternyata faktor intake maka
 langsung dipengaruhi oleh penyebab tidak la
 rawan  pangan pada  penduduk, dan  balita t
   DKI Jakarta
 multidimensi yang menjadi penyebab stunting
 Sektor untuk bersinergi dalam upaya percepa
  Sumber : Badan Litbangkes Kementerian Kese
  Gambar di atas menyajikan proporsi stuntin
  27,67%.  Masih  terdapat  18  Provinsi  (5
  nasional.
  Situasi Beberapa Indikator Penting Faktor
  1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
  BBLR berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 10
  2018, dan hal ini meningkatkan risiko stun
  2. Panjang Badan Lahir Pendek
  Panjang Badan Lahir Pendek (PBLP) mengalam
  Riskesdas 2018 (22,6%), dan hal ini juga d
  Riskesdas 2013 diketahui 4,3% bayi memilik
  menurun sedikit menjadi 4,0% pada hasil Ri
  09
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20