Page 8 - Majalah HUT 72 DISPSIAD
P. 8

Pada  dasarnya,  peran  psikologi  di  lingkungan
          Angkatan  Darat  sudah  mulai  berkembang  bahkan
          sebelum  lahirnya  Dispsiad.  Pada  tahun  1950
          ada  dua  puluh  eks  pelajar  Jawa  Tengah  yang
          ditugasbelajarkan  di  bidang  psikologi  ke  negeri
          Belanda. Meski demikian, kebutuhan personel yang
          berkualikasi psikologi dirasakan belum tercukupi.
          Atas Prakarsa Kepala Puspsyad beserta staf ahlinya
          bekerjasama dengan Prof. Sadaridjun (Rektor PTPG/
          UPI),  Drs.  Gerungan,  Drs.  Mulur  dengan  bantuan
          Prof.  Dr.  Moestopo  (Purek  3  Unpad)  dan
          Kol.  Dr.  Soemantri  Hardjoprakoso  (Sekjen  PDK)
          membicarakan  pendirian  Fakultas  Psikologi  Unpad
          atas  restu  Menpangad,  pada  saat  itu  dijabat  oleh
          Mayjen  TNI  Achmad  Yani,  dan  Menteri  PDK,
          sehingga pada tanggal 2 September 1961 terwujud
          Fakultas Psikologi Unpad.

          Seiring  dengan  peran  psikologi  yang  semakin
          meluas  dengan  komunitas  psikologi yang semakin
          membesar,  maka  beberapa  komunitas  psikologi
          pun  mulai  menyampaikan  aspirasinya  untuk
          membentuk  Undang-Undang  tentang  Pendidikan
          dan  Layanan  Psikologi,  sebagai  payung  hukum
          yang  melindungi  profesionalisme  insan  psikologi,
          sekaligus pengguna layanan psikologi.


          Disusunnya RUU PLP ini bertujuan untuk mengatur
          penyelenggaraan Pendidikan dan Layanan Psikologi.
          Pengaturan  penyelenggaraan  Pendidikan  dan
          Layanan Psikologi ini bertujuan untuk:


               1.   Meningkatkan kualitas Pendidikan dan
                  Layanan Psikologi.
               2.   Meningkatkan daya saing sumber daya
                  manusia dan kesejahteraan psikologis
                  masyarakat.
               3.   Memberikan  perlindungan  dan  kepastian
                  hukum kepada Psikolog, Klien (setiap orang
                  dan/atau Lembaga yang menerima Layanan
                  Psikologi), dan masyarakat.
                                                                   Proses Pengesahan RUU PLP
          Dalam  Rancangan  Undang-Undang  PLP  ini  diatur        Upaya  pengesahan  RUU  PLP  telah  melalui  proses
          mengenai penyelenggaraan pendidikan dan layanan          legislasi melalui tahapan yang sudah ditetapkan oleh
          Psikologi,  kelembagaan  yang  menyelenggaraan           peraturan perundang-undangan. RUU PLP berproses
          pendidikan  dan  layanan  Psikologi,  hingga  sanksi     sesuai  dengan  Undang-Undang  yang  berlaku  yaitu
          administratif  yang  bersifat  mengikat.  Terkait  hal   berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2011 yang diubah
          tersebut,  pengaturan  mengenai  pendidikan  dan         menjadi  UU  Nomor  15  Tahun  2019  tentang  Pem-
          layanan  psikologi  saat  ini  masih  tersebar  dalam    bentukan Peraturan Perundang-Undangan. Beberapa
          berbagai  peraturan  perundang-undangan  yang            proses yang sudah dilalui, adalah:
          ada  dan  belum  diatur  dalam  satu  Undang-Undang
          tersendiri.  Berdasarkan  pertimbangan  pentingnya         1.  Pada tanggal 6 Maret 2019, Pengurus Pusat (PP)
          pengaturan  penyelenggaraan  pendidikan  dan                  HIMPSI  melakukan  audiensi  dengan  Badan
          layanan  psikologi,  kelembagaan  yang  menyeleng-            Legislasi DPR RI untuk mewujudkan Psikologi
          garakannya,  dan  sanksi  administratifnya,  maka             Indonesia  mempunyai  pengakuan  dengan
          perlu  membentuk  Undang-Undang  tentang                      Undang-Undang,  yang  sudah  diimpikan  sejak
          Pendidikan dan Layanan Psikologi.                             lama.


         Hal: 3 |INFO DISPSIAD
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13