Page 89 - Fondasi Keluarga Sakinah.pdf
P. 89

Fondasi  Keluarga  Sakinah



            3. Qaulan  kariman  (perkataan  yang  mulia).  Kita  perlu
                menggunakan  kata-kata  yang  menghormati  pasangan  kita,
                dan tidak merendahkannya.
            4. Qaulan  ma’rufa  (perkataan  yang  santun  dan  bermartabat).
                Perkataan yang santun dan patut akan membuat kita terhindar
                dari menyakiti hati pasangan kita.
            5. Qaulan  maisuran  (perkataan  yang  mudah).  Kita  perlu
                memilih kata-kata yang mudah dipahami oleh pasangan. Kita
                juga perlu memilih kata-kata yang membuat situasi menjadi
                lebih  mudah  dihadapi,  bukan  membuat  pasangan  menjadi
                pesimis.
            6. Qaulan layinan (perkataan yang lemah-lembut). Tidak hanya
                pilihan  kata  yang  baik,  menyampaikan  pesan  perlu
                menggunakan  cara  yang  lemah-lembu,  tidak  dengan  kasar,
                apalagi dengan nada tinggi dan marah-marah.
            Bila  kita  mampu  menerapkan  6  panduan  di  atas,  tentu  saja
            komunikasi kita dengan orang lain dan terutama dengan pasangan
            kita akan menjadi lebih baik.
                 Dapat  kita  lihat,  keenam  hal  di  atas  terkait  dengan  kita
            sebagai  penyampai  pesan  (pembicara  atau  komunikator).
            Bagaimana dengan kita sebagai pendengar atau penerima pesan?
            Menurut Otto Scharmer, dalam hal memaknai pesan komunikasi,
            ada 3 racun yang dapat menghambat, yaitu: Suara Hakim (voice
            of judgement), Suara Sinis (voice of cynicism) dan Suara Takut
            (voice of fear).
                 Suara hakim muncul dalam bentuk menghakimi perilaku dan
            sikap  pasangan.  Semisal  dalam  contoh  Dono  dan  Dini,  Dono
            menyimpulkan bahwa Dini pasti sedang menghindari kewajiban,
            bukan  capek.  Padahal,  Dono  bisa  lho  bertanya  dulu  sebelum
            menyimpulkan.  Dengan  bertanya,  Dono  bisa  mendapatkan
            informasi lebih banyak. Ini disebut teknik Buka Pikiran (Open
            Mind).  Contohnya:  “Sedang  capek  karena  apa,  sayang?  Ada
            masalah di kantor?”
                 Dini  pun  bisa  menyampaikan  mengapa  ia  kecapekan,
            misalnya  karena  hari  ini  atasan  tiba-tiba  meminta  laporan,
            sementara ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan sehingga



            84
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94