Page 92 - Fondasi Keluarga Sakinah.pdf
P. 92
Bacaan Mandiri Calon Pengantin
Pasangan tidak merasa terpenuhi kebutuhannya
Hubungan yang tidak setara
contoh-contoh
Perbedaan budaya antara suami-istri
situasi yang
seringkali menjadi
sumber konflik Pembagian peran dan tanggungjawab
Kondisi kesejahteraan keluarga
Perselingkuhan
Pada dasarnya, konflik dapat datang dari sumber apa saja dan
tidak dapat dihindari. Karena itu tugas kita adalah bagaimana
mengelola konflik tersebut dengan cara yang baik dan tepat, agar
konflik tidak menghancurkan kita.
Cara Pandang terhadap Konflik dan Prinsip Penyelesaian
Masalah
Sebagian pasangan suami istri jarang mengetahui bagaimana
sesungguhnya cara mereka menyelesaikan konflik. Mereka
menyelesaikan masalah secara natural saja. Persoalan ada yang
dihadapi, dibiarkan, ada pula yang didiamkan. Padahal, jika
didiamkan saja maka konflik tersebut akan menjadi masalah yang
lebih besar. Cara pandang terhadap konflik akan mempengaruhi
apakah pasangan akan menyelesaikan atau tidak tegas dalam
menghadapi konflik.
Ada 3 cara pandang terhadap konflik, negatif, positif dan
progresif (Abu bakar: 2015). Konflik dianggap sebagai sesuatu
yang negatif dan merugikan sehingga perlu dihindari. Pandangan
positif melihat konflik sebagai sebuah keniscayaan atau lumrah.
Sedangkan pandangan progresif, menganggap bahwa konflik
juga dibutuhkan untuk melakukan dinamisasi perubahan.
Cara pandang progresif ini yang semestinya dilestarikan
dalam kehidupan suami istri.
Menurut Lestari (2016), konflik akan menjadi destruktif atau
merusak jika pasangan yang mengalami konflik memiliki
perspektif negatif terhadap konflik, perasaan marah, dan
penyelesaian oleh waktu. Perspektif negatif tentang konflik akan
menyebabkan orang yang sedang menghadapi konflik cenderung
menghindari konflik, tidak tuntas dalam menyelesaikan masalah,
87