Page 604 - MODUL FLIPBOOK PKn X-XII LENGKAP
P. 604
Modul Ajar Kurikulum Merdeka
ini, sebagai sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa hadir menjadi sila yang
memimpin atau menjiwai seluruh sila-sila lainnya. Untuk itu, pengamalan sila
ketuhanan dalam Pancasila tidak hanya dalam bentuk-bentuk peribadatan
agama/keyakinan seseorang, tetapi lebih luas dalam bentuk sikap mengasihi
sesama manusia, membangun persatuan bangsa, aktif berdemokrasi, hingga
mewujudkan kesejahteraan bersama sebagaimana diajarkan dalam sila kedua
sampai kelima. Begitu pun sebaliknya, pengamalan seseorang terhadap sila
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial dalam Pancasila, mesti
dilihat sebagai bentuk keimanan dan ketakwaannya terhadap TuhanYang Maha
Esa sebagaimana diajarkan oleh sila pertama.
2. Hubungan sila pertama dan kelima. Keterkaitan atas keduanya melahirkan
prinsip ketuhanan yang diamalkan dalam bentuk perilaku adil terhadap sesama
serta berempati pada orang lain yang berada dalam kondisi kekurangan atau
membutuhkan bantuan, seperti kemiskinan dan sebagainya. Sebaliknya,
berbagai perilaku yang mencerminkan empati atau sikap kepedulian sosial
tersebut harus dianggap sebagai bentuk perwujudankeimanaan dan
ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Sebagai dasar dan ideologi negara serta pandangan hidup bangsa, Pancasila
seharusnya diaktualisasikan oleh setiap individu bangsa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari. Namun demikian, dalam realitanya seringkali hal itu
sulit praktikkan.Ini membuktikan bahwa terkadang masyarakat masih
mengabaikan pengamalan sila-sila Pancasila. Ada beberapa contoh perilaku
yang memperlihatkan bentuk pengamalan sila-sila Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu: (1) sila pertama, menghormati perbedaaan agama atau
keyakinan lain; (2) sila kedua, menolong masyarakat yang sedang tertimpa
musibah bencana alam; (3) sila ketiga, mempergunakan produk-produk buatan
dalam negeri; (4) sila keempat, menghargai pendapat orang lain saat berdiskusi
dalam sebuah rapat; dan (5) sila kelima, tidak melakukan tindakan yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
4. Pancasila berkedudukan sebagai ideologi Negara Republik Indonesia karena
Pancasila merupakan orientasi yang memandu negara Indonesia untuk
mencapai tujuannya, yakni merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur
sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Nilainilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah mufakat, dan keadilan sosial
yang tercermin sebagai ekspresi budaya, corak perekonomian, kehidupan
sosial, dan spiritualitas masyarakat yang terdapat di dalam Pancasila
merupakan modal sekaligus penuntun bagi terwujudnya cita-cita tersebut. Jika
Pancasila sebagai ideologi negara ditinggalkan, mustahil tujuan atau cita-cita
tersebut dapat terwujud. Dengan demikian, Pancasila niscaya berkedudukan
sebagai Ideologi Negara Republik Indonesia.
5. Pancasila sebagai leitstar dinamis memiliki maksud bahwa Pancasila
merupakan bintang penuntun yang menggerakkan dan mengarahkan
bangsaIndonesia dalam merespons dan mengantisipasi tantangan-tantangan
setiap zaman yang terus berubah. Pancasila mampu membuat negara Indonesia
mengatasi tantangan dan tuntutan yang ada serta mampu membuat Negara
Indonesia adaptif terhadap tantangan zaman tanpa harus meninggalkanprinsip-
prinsip yang mendasarinya dan cita-cita yang ingin dicapai olehnya. Dalam hal
ini pula, Pancasila menyediakan cita-cita, kemauan, dan kemampuan untuk
mewujudkannya. Nilai ketuhanan mencita-citakan masyarakat yang mengejar
kebajikan dan kebaikan serta dapat menjalankan ibadah tanpa hambatan. Nilai
kemanusiaan mencita-citakan masyarakat yang memperlakukan sesamanya
secara adil dan beradab. Nilai kebangsaan41 mencita-citakan masyarakat yang
berwatak persatuan, gotong-royong, dan mencintai tanah air. Nilai
kerakyatan/demokrasi mencita-citakan kedaulatan rakyat dengan asas
permusyawaratan melalui lembaga perwakilan. Nilai keadilan sosial mencita-
citakan masyarakat yang adil dan makmur.
Pendidikan Pancasila Fase F Kelas XII