Page 24 - E-MODUL MUAMALAH-KELOMPOK 8
P. 24

C.  Hikmah Muamalah (Musaqah, Muzaraah, Mudharabah, Murabahah, dan
                       Syirkah)

                       Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri dan pasti memerlukan bantuan
               dari orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia sangat banyak dan
               beragam, sehingga terkadang secara pribadi ia tidak mampu untuk memenuhinya, dan harus
               berhubungan dengan orang lain (Nurhadi, 2017: 31-32). Hubungan antara satu manusia dengan
               manusia lain dalam memenuhi kebutuhan (hablum min al-Nas), harus terdapat aturan yang
               menjelaskan  hak  dan  kewajiban  keduanya  berdasarkan  kesepakatan  (akad).  Proses  untuk
               membuat kesepakatan dalam kerangka memenuhi kebutuhan keduanya, lazim disebut dengan
               proses untuk berakad atau melakukan kontrak (janji). Hubungan ini merupakan sesuatu yang
               sudah  ditakdirkan  oleh  Allah  karena  itu  merupakan  kebutuhan  sosial  sejak  manusia  mulai
               mengenal arti hak milik. Islam memberikan aturan yang cukup jelas dalam akad untuk dapat
               digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Nurhadi: 2018).

                       Manusia tidak pernah lepas dari akad (kontrak/perjanjian) dalam kehidupannya. Akad
               adalah pertalian ijab (pernyataan penerimaan ikatan) dan kabul (pernyataan penerimaan ikatan)
               sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh kepada objek perikatan (akad). Pentingnya
               akad dalam kehidupan manusia. Hikmah adalah sebuah ungkapan menunjuk pada pengatahuan
               yang kokoh, mencakup (dapat menghantarkan menuju) makrîfah (pengenalan) kepada Allah
               swt, berasal dari pandangan mata batin yang suci, serta kemampuan ilmu untuk mempelajari
               dan memahami tentang hakikat segala sesuatu keadaan objektifnya di alam realitas sebatas
               kemampuan tertinggi manusia dalam mencari serta menemukan rahasiarahasia syariát agama
               (hukum) dan maksud tujuan syariat Islam. Hikmah akad-akad dalam dalam ekonomi Islam
               adalah:

               1. Muncul pertanggung jawaban moral dan material;


               2. Timbulnya rasa ketentraman dan kepuasan;

               3. Terhindarnya perselisihan;

               4. Terhindar dari kepemilikan harta secara sah;

               5. Status kepemilikan terhadap harta menjadi jelas;


               6. Adanya ikatan yang kuat antara dua orang atau lebih di dalam bertransaksi atau memiliki
               sesuatu;

               7. Tidak dapat sembarangan dalam membatalkan suatu ikatan perjanjian, karena telah di atur
               secara syar’i;











                                                           20
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29