Page 10 - Dilengkapi dengan materi, latihan, dan evaluasi secara digital
P. 10
berpikir reflektif yang masuk akal dan berdasarkan nalar untuk menentukan apa yang
akan dikerjakan dan diyakini. Berpikir menggunakan objek-objek simbolik yang
menyatakan objek-objek nyata, kejadian-kejadian, dan penggunaan pernyataan
simbolik untuk menemukan prinsip-prinsip mendasar suatu objek atau kejadian.
Didalam proses berpikir berlangsung proses menganalisis, mengkritik, menarik
kesimpulan berdasarkan pada infrensi atau pertimbangan yang seksama. Itu artinya
dengan berpikir kritis , orang menjadi memahami argumentasi berdasarkan perbedaan
nilai, memahami adanya inferensi dan mampu menginterpretasi, mampu mengenali
kesalahan, mampu menggunakan bahasa dalam berargumen, menyadari dan
mengendalikan egosentris dan emosi, dan responsif tehadap padangan yang berbeda.
Keterampilan berpikir kritis merupakan proses kognitif untuk memperoleh
pengetahuan, Liliasari menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan
aktivitas berpikir tingkat tinggi. Berpikir kritis ini mengaktifkan kemampuan melakukan
analisis dan evaluasi bukti, identifikasi pertanyaan, kesimpulan logis, dan memahami
implikasi argumen, Itu akhirnya bahwa berpikir kritis merupakan kegiatan yang sangat
penting untuk dikembangkan di kampus. Oleh karena itu, dosen diharapkan mampu
merealisasikan pembelajaran yang mengaktifkan dan mengembangkan keterampilan
kritis mahasiswa. Selanjutnya, disampaikan oleh Ennis (1996) bahwa evaluasi terhadap
keterampilan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat
kemampuan mahasiswa, memberi umpan balik keberanian berpikir mahasiswa, dan
memberi motivasi agar mahasiswa mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya.
D. Latihan
Simaklah audio berikut untuk mengerjakan soal latihan. Audio ini merupakan bahan
simakan untuk soal nomor 1-5
https://fliphtml5.com/lnvds/pxvq
Berdasarkan bahan simakan tersebut kerjakanlah latihan berikut: