Page 2 - FLIPBOOK-PAN-PAP & KONVERSI
P. 2
pencapaian seseorang dengan kemampuan aktual (praktikal) peserta tes dalam
kelompok (dari kemampuan terendah sampai kemampuan aktual tertinggi). Inilah yang
disebut pendekatan acuan norma (PAN). Dan pada kesempatan lain mereka
membandingkanya dengan kemampuan ideal (teoritikal) atau penguasaan serratus
persen kompetensi spesifik yang telah disusun dalam satu perangkat tes.Inilah yang
disebut penilaian acuan patokan (PAP).
B. Pendekatan Penilaian PAN
Dari pendekatan ini akan dapat diketahui status/posisi pencapaian setiap peserta
terhadap pencapaian atau kemampuan peserta didik lainnya dalam kelompok. PAN
digunakan apabila kita ingin mengetahui kemampuan peserta didik di dalam
komunitasnya seperti di kelas, sekolah, atau kelompok lainnya. PAN menggunakan
kriteria “relatif”. Tidak mencerminkan tingkat penguasaan terhadap materi pengajaran
yang diujikan, tetapi hanya menunjuk kepada kedudukan atau posisi peserta didik
(peringkat) dalam kelompoknya. Pendekatan ini tidak diberlakukan untuk menentukan
kelulusan tetapi untuk menentukan rangking peserta dalam kelompok. Berfungsi
membandingkan antara peserta, dinilai dan diberi rangking atau posisi reletif. PAN lebih
menggaris bawahi perbedaan prestasi antara mahasiswa, dibanding penguasaan atas
tujuan pelajaran yang sudah ditentukan dalam ujian.
C. Pendekatan Penilaian PAP.
Penilaian pendekatan PAP mengacu kepada kriteria atau patokan tertentu,
patokan ideal (100% tujuan pembelajaran) yang telah disiapkan. Penilaian yang
diberikan kepada pencapaian seseorang terkait atau bergantung kepada
pencapaiannya dari seluruh kriteria atau patokan (tujuan pembelajaran berupa soal)
yang ditentukan untuk dicapai. Seberapa banyak tujuan belajar (soal) yang dapat
kuasai seseorang dari seluruh tujuan belajar yang ditentukan untuk dicapai, sebanyak
itulah keberhasilan atau penilaian yang diberikan terhadapnya. Acuan pada penilaian
PAP bersifat tetap dan mutlak (tidak relatif), yakni sejumlah tertentu tujuan
pembelajaran (dalam bentuk butir soal). Secara ideal seluruhnya soal (tujuan
pembelajaran) harus dikuasai oleh siswa. Jika seseorang berhasil mencapai seluruh
soal tes, berarti dia menguasai 100% tujuan yang diharapkan untuk dicapai. Jika
seseorang hanya berhasil benar 5 soal dari 10 butir soal berarti keberhasilannya 50%.
Pendekatan ini menunjukkan dengan tegas mana bagian atau tujuan belajar
(objektives) yang sudah dikuasai, serta mana bagian atau tujuan yang belum dikuasai.
Pendekatan ini sangat membantu baik guru dan siswa untuk mempersiapkan remedial
teching kepada bagian yang belum dikuasai. Pendekatan ini menggunakan
penguasaan seluruhnya pembelajaran (pembelajaran tuntas atau mastery learning).
Pada kenyataannya, penilaian menggunakan pendekatan PAP,pada umumnya sering
banyak peserta didik memperoleh skor yang rendah sampai sangat rendah, sehingga
tidak memenuhi syarat untuk dapat dinyatakan lulus. Jika memang benar usaha
remedial tidak bisa (tidak mungkin) dilaksanakan maka jalan keluar yang ditempuh
adalah mengolah data hasil ujian dengan pendekatan PAN, dan atau jika hal itu masih
belum efektif, pendekatan konversi nilai menjadi pilihan terakhir, sehingga nilai-nilai
rendah dapat diangkat menjadi lebih besar dari batas lulus.
2