Page 7 - FLIPBOOK-PAN-PAP & KONVERSI
P. 7
akan dapat melakukan upaya-upaya yang dipandang perlu agar tujuan pengajaran
dapat tercapai secara optimal.
Keberhasilan dalam PAP tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang telah
dijabarkan dalam item-item pertanyaan. Dengan PAP setiap individu dapat diketahui
apa yang telah dan belum dikuasainya. Bimbingan individual untuk meningkatkan
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk
memantapkan apa yang telah dikuasainya dapat dikembangkan. Guru dan peserta
didik mendapat manfaat dari adanya PAP. Melalui PAP berkembang upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melaksanakan tes awal (pre test) dan tes
akhir (post test). Perbedaan hasil tes akhir dengan test awal merupakan petunjuk
tentang kualitas proses pembelajaran. PAP ini menggunakan prinsip belajar tuntas
(mastery learning). Dengan PAP diharapkan peserta didik menguasai semua tujuan
yang telah dibelajarkan, namun dalam kenyataan harapan ini sukar dicapai, sehingga
perlu ada batas minimal (kriteria ketuntasan minimum, KKM) tingkat pencapaia. KKM
digunakan untuk syarat melanjutkan pada kegiatan belajar/ materi selanjutnya.
Kelemahan
PAP ini tidak dibenarkan untuk digunakan dalam pengolahan atau penentuan nilai hasil
tes sumatif, seperti ulangan umum dalam rangka mengisi raport. Pada ujian akhir dalam
rangka mengisi nilai ijazah maupun penentuan kelulusan seperti yang terjadi pada UN.
Karena PAP dalam penerapannya sama sekali tidak mempertimbangkan kemampuan
kelompok (rata-rata kelas) sehingga dikatakan kurang manusiawi. Dengan penerapan
PAP dalam tes sumatif biasa menyebabkan sebagian besar siswa dinyatakan tidak naik
kelas. Apabila butir-butir soal yang dikeluarkan terlalu sukar, maka siswa betapapun
pandainya akan memperoleh nilai-nilai rendah. Sedangkan jika butir-butir soal terlalu
yang rendah, mahasiswa betapa bodohnyapun akan memperoleh nilai-nilai yang tinggi.
Dalam hubungan penggunaan PAP sebaiknya diterapkan pada tes hasil belajar yang
telah diuji coba secara berulang kali dan telah memberikan bukti nyata bahwa tes
tersebut sudah memliki kehandalan atau reliabilitas tinggi. Dalam pengukuran PAP,
siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam
tujuan pembelajaran, bukan dengan penampilan siswa yang lain. Keberhasilan dalam
prosedur PAP tegantung tingkat penguasaaan materi atas atau yang mendukung
tujuan pembelajaran. Setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum
dikuasainya. Bimbingan individual dapat dirancang untuk meningkatkan penguasaan
terhadap materi pelajaran dapat dirancang, juga untuk memantapkan apa yang telah
dikuasainya dapat dikembangkan. Dapat mengembangkan alat ukur berhasil atau tidak
suatu proses pembelajaran dengan pretest dan posttest. Kedua tes ini meberikan
perbandingan seberapa besar materi yang bisa di terima siswa dalam kegiatan
pembelajaran. PAP memiliki asumsi semua orang bisa belajar apa saja namun
waktunnya berbeda-beda. Konsekuwensi PAP adalah remidial. Sesuai PAP yang
memiliki prinsip pembelajaran tuntas (mastering learning).
Salah satu kelemahan dalam menggunakan standar absolut adalah skor siswa
bergantung pada tingkat kesulitan tes yang mereka terima. Artinya apabila tes mudah
7